Posts

Showing posts from July, 2007

Lukisan Indonechina?

Image
(Foto: lukisan Tue Minjun, Untitled, 2005, oil on canvas, 220.3 x 200 cm) Oleh Kuss Indarto (Tulisan ini telah dimuat di harian Suara Merdeka Semarang, Minggu, 29 Juli 2007) Sekurang-kurangnya dalam 5 tahun terakhir ini, nama-nama perupa China kontemporer seperti Yue Minjun, Fang Lijun, Ju Ming, Wang Guangyi, Xue Jiye, Zhou Chunya, dan sederet nama lain, mulai mengental dalam ingatan kolektif masyarakat seni rupa Indonesia. Beberapa di antara mereka merupakan the best-known top money-maker artists yang mulai "menguasai" pasar balai lelang seni rupa dunia. Berhamburnya karya-karya mereka di sini dalam kurun waktu tersebut terasa memberi banyak pengaruh yang tak bisa dielakkan. Pada satu sisi, kenyataan ini cukup memprihatinkan karena interest pasar di jagad seni rupa Indonesia relatif banyak tersedot karena beralih mengoleksi karya-karya seniman China. Apalagi kedatangan mereka justru langsung diberi kesempatan dan ruang yang sangat optimal oleh galeri-galeri ternama di Indon

Ketamuan Teman Lama

Image
Selasa malam aku kedatangan tamu, pasangan teman lama. Ya, mas Praba Pangripta dan mbak Yuning, yang sudah kukenal sekitar 16 tahun lalu. Mas Praba dulu kakak kelas (jauh) saat kuliah di seni grafis ISI Yogya. Persisnya, dia kakak kelasnya mas Warno Wisetrotomo, Butet Kertarajasa, dan adik kelasnya mas Ong Hari Wahyu dan Age Hartono. Angkatan 1981 kali ya. Aku hanya tau dia mondar-mandir di kampus saat aku mengawali kuliah. Mungkin dia lagi urusi kelulusannya di bagian administrasi kampus. Istrinya, mbak Yuning, kukenal karena dia adalah kakak kandung adik kelasku, Fajar Sungging. bapaknya, jelas kukenal jauh2jauh hari sebelum aku masuk kembali ke Yogya tahun 1989. Ya, nama bapaknya pak Wid NS, komikus Gundala Putra Petir yang kesohor itu. Aku juga kenal lebih dekat lagi sama mbak Yuning karena dia teman sekantor saat aku kerja sebagai kartunis di harian Bernas dulu, antara 1991-2001. Mereka datang karena mas Probo pengin ngobrol soal kartun. Persisnya museum kartun. Katanya, ada seor

Jeda di Sela Mendisplai Karya

Image
Ini foto-foto in action ketika mendisplay karya sebelum pembukaan pameran seni rupa FKY Shout Out , 22 Juni 2007 lalu. Ada foto saat ngobrol bareng pak Bonyong Munni Ardhi (salah satu eksponen Gerakan Seni Rupa Baru tahun 1974), lalu ketika chit-chat sama Pak Tubagus Svarajati (pemilik dan pengelola Rumah Seni Yaitu Semarang), dan saat in action di depan karya Indieguerillas yang sangat menarik. Wuih!

Pelajaran dari Cina

Image
(Tulisan ini telah dimuat di harian Pikiran Rakyat , Bandung, Sabtu 14 Juli 2007 di rubrik Khazanah ) SENI rupa Indonesia kini telah miskin wacana. Yang menguat hanyalah "wachina" seni rupa Indonesia. Sudah barang pasti, pelesetan dan guyonan itu berpangkal pada kian banyaknya perupa Cina, yang karyanya diimpor di berbagai ruang pajang dan beragam ajang di Indonesia. Mulai di satu galeri yang telah timbul-tenggelam eksistensinya, di Galeri Nasional dan Museum Nasional yang miskin agenda bermutu, hingga ke perhelatan yang dianggap begitu prestisius semacam CP Biennale (yang sekarang sudah almarhum). Kehadiran mereka mendapatkan apresiasi nilai tinggi hingga berlanjut pada transaksi finansial dengan capaian angka yang melangit. (Bahkan, kolektor kawakan sekelas Oei Hong Djien pun terheran-heran waktu mengetahui harga karya salah satu perupa Cina begitu tinggi, saat berpameran di Indonesia ketimbang ketika dia beli karya perupa yang sama saat berpameran Jerman). Kerapnya frekuen