Posts

Showing posts from November, 2008

Neng-Nang

Image
(Catatan ini termuat dalam katalog pameran tunggal Budi Yonaf, Neng-Nang , 2-9 Desember 2008, di Bentara Budaya Yogyakarta) Oleh Kuss Indarto Jagad seni rupa, tak ayal lagi, seperti jagad mode. Dan memang, seni rupa adalah juga mode itu sendiri. Selalu saja ada siklus untuk menampilkan hal yang penuh kebaruan sebagai tuntutan serta standar utama yang tak terelakkan. Seperti yang sempat merebak (kurang lebih) dalam lima tahun terakhir setelah beberapa galeri di Indonesia memberi ruang gerak yang besar bagi seniman China untuk mengeksposisikan karyanya di sini. Mulai dari Yue Minjun, Fang Lijun, Zhou Chunya, Wang Guangyi, dan lainnya. Seperti ada gaya-ucap utama beserta arus kuat yang menyelinap dengan deras pada sebagian bentang kanvas para perupa di Indonesia. Setidaknya ini bisa terlacak dalam berbagai perhelatan pameran dan terpacak pada beragam buku lelang seni rupa yang kinclong dengan ketebalannya yang melebihi buku telepon kota Jakarta. Publik dengan mudah bisa melihat gelagat y

Akal Budi dan Tawaran Sugesti Budi

Image
Ditulis dari hasil interviu oleh Kuss Indarto dan Satmoko Budi Santoso. Naskah ini dimuat dalam katalog pameran tunggal Budi Yonaf, Neng-Nang , di Bentara Budaya Yogyakarta, 2-9 Desember 2008 JALAN kreativitas adalah jalan seribu cara. Hal ini secara tegas ditunjukkan oleh perupa Budi Yonaf yang karya-karyanya terhitung “baru menggeliat” di percaturan dunia seni rupa Indonesia. Namun, kita tahu, sesungguhnya, “karya besar” maupun “karya kecil” adalah sama saja nilainya, yakni sama-sama memberikan alternatif pencerahan tertentu melalui keberadaan masing-masing. Tentu saja, karena alasan tersebut maka menjadikannya tidak dapat dipandang sepele. “Semua layak dicatat, semua layak dapat tempat!” begitu kurang lebih bunyi syair puisi milik penyair Chairil Anwar yang dapat kita gunakan dalam mendudukkan penghargaan terhadap karya seni. Dalam momentum pameran Budi Yonaf kali ini, setidaknya kita memang dapat melihat seberapa jauh proses kreatif yang begitu sublim dilakoni Budi Yonaf. Jelas, h

Homonisasi ala “Ngono ya Ngono”

(Teks ini dimuat dalam katalogus pameran Homo Homini Lupus di Mon Decor Gallery, 7-17 November 2008. Pameran ini mempresentasikan karya-karya lukisan Agung Hanafi "Pekik", Anis Ekowindu, Maslihar "Panjul", dan Yudi Sulistyo) Oleh Kuss Indarto Dalam salah satu karya pentingnya yang bertajuk Asinaria , penulis komedi jaman Romawi, Titus Marcius Plautus (254-184 Sebelum Masehi), menuangkan kalimat yang seolah menjadi mantra kini: homo homini lupus . Aslinya, dulu berbunyi lupus est homo homini . Artinya tegas, yakni: manusia adalah serigala bagi sesamanya. Berabad-abad kemudian, setidaknya abad 19, filsuf dan pemikir ilmu politik, Thomas Hobbes, kembali mempopulerkan istilah tersebut untuk menandai perilaku buruk manusia yang “memakan” sejawat, rekan atau sesamanya demi keuntungan pribadi atau kelompoknya, khususnya dalam ranah perpolitikan. Demi kepentingan politik, jalan kasar pun ditempuh. Bahkan dengan menghalalkan segala cara seperti yang dianut oleh politikus be

Penampang Kesetiaan Zhao Chun

Image
(Catatan ini dimuat dalam katalog pameran tunggal senima China, Zhao Chun, bertajuk Dream, 7-16 November 2008. Ini foto sehari sebelum pembukaan pameran. Aku dan Zhao Chun jeda ngopi di sela mendisplai lukisan) Oleh Kuss Indarto Bagi perupa Zhao Chun, sosok perempuan muda suku Miao seolah bagai derai aliran sungai Yangtze yang tak habis ditimba sebagai sumber inspirasi. Puluhan bahkan mungkin ratusan karya telah dan akan terus lahir dari tangan dan kesadaran estetikanya di atas kanvas. Pilihan untuk menjadikan perempuan muda suku Miao sebagai titik tolak penciptaan pada hampir sebagian besar karyanya, memang, merupakan sebuah alternatif kemungkinan yang sangat menarik untuk diperbincangkan lebih lanjut. Pada satu sisi menarik dari perspektif sang seniman sendiri yang secara konsisten meyakini jagad perempuan suku Miao sebagai titik tolak gagasan kreatifnya. Dan pada sisi lain ada titik menarik bagi apresian karena pilihan tersebut akan menerbitkan teka-teki (enigmatik) yang kemudian me