Posts

Showing posts from November, 2016

Apa Itu Maestro?

Apa itu "maestro"? Kata ini kemungkinan besar diserap dari bahasa Italia yang arti sederhananya adalah "guru". Dalam bahasa Inggris berarti "master". Saya kurang tahu persis sejak kapan persisnya kata/lema maestro ini diserap ke dalam bahasa Indonesia. Secara historis bangsa kita tidak banyak berhubungan erat dengan bangsa Italia yang memungkinkan pertukaran atau penyerapan bahasa itu terjadi, kecuali kisah besar tentang kedatangan pelaut Italia, Marco Polo tahun 1292 ke Perlak, Aceh. Beda dengan bangsa lain seperti Belanda, Portugis, Per ancis, India, Arab dan lainnya yang lebih lama bersentuhan sehingga berdampak pada masuknya bahasa bangsa tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Dugaan saya, kata maestro mulai diserap dan populer pada paruh kedua dasawarsa 1970-an. Momentum pemicunya adalah ketika seniman Indonesia, Affandi Koesoemah menerima dua penghargaan di Italia pada 19 Maret 1977. Ketika itu, dalam satu kesempatan upacara penuh hikmat di Cast

Keajaiban Subuh dari Syafi'i

Awal dasawarsa 2000-an, seorang sahabatku mengontrak rumah di kawasan perumahan Nogotirto, Sleman, Yogyakarta. Sebagai keluarga dengan satu anak belia, hidupnya relatif cukup berat. Apalagi dia masih merintis usaha yang tidak biasa dijalankan oleh banyak orang, lahan tersebut terasa berat untuk bisa mendapatkan reward ekonomis dengan cepat dan membanjir. Bank sudah disambanginya untuk menambal kebutuhan hidup dan usahanya. Teman-teman dekatnya pun beberapa sudah dimintai bantuan keuangan ketika dia menemui kesulitan. Ini memang gejala lumrah yang akan menimpa banyak orang. Suatu ketika dia betul-betul menemui ujian berat. Dia butuh uang cash Rp 15 juta untuk meneruskan usahanya yang belum berkembang itu, juga untuk menambal cicilan utang. Namun seperti ada tembok kokoh, besar dan kuat persis di hadapannya. Dia sulit menembus, menemukan solusi. Maka, jadwal rutinnya untuk sholat berjamaah di masjid di dekat rumah pun makin rajin dilakukannya. Ini antara tindakan ritual re

Brunei, Cuilan Eropa

Image
Bandara Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 2015. Secuil Catatan Kuss Indarto   MENYUSURI kota Bandar Seri Begawan, Brunei, di Minggu pagi terasa terlalu lengang. Apalagi bagi aku yang datang dari negeri yang penuh dengan hiruk-pikuk manusia. Tak ada crowd jadi terasa tak begitu asyik. Mobil sesekali meluncur di jalur aspal hotmix yang mulus dan lapang. Mereka rata-rata melaju dengan kecepatan tinggi, sekitar 60 km/jam ke atas. Jalan kaki hingga satu jam-an dan menempuh jarak kira-kira 3 km dari hotel, aku hanya berpapasan dengan mobil, mobil dan mobil lagi. Hanya 2 sepeda motor kulihat melintas: satu dikendarai oleh petugas delivery makanan, dan lainnya anak muda yang tampaknya menjajal racing motor yang ber-cc tinggi. Hanya bertemu dengan 4 manusia di halte yang menanti bas awam (bus umum) yang durasi kedatangannya sangat jarang. Sementara pejalan kaki ya hanya aku. Makanya jejalanan di Bandar kurang nyaman bagi pejalan kaki karena tak banyak difasilitasi trotoa

Indarto Agung Sukmono, Finalis Kompetisi Lukis UOB 2016

Image
Drawing karya Indarto Agung Sukmono. Catatan Kuss Indarto SALAH satu finalis Kompetisi Seni Lukis UOB 2016 adalah Indarto Agung Sukmono. Dia kelahiran Sragen tahun 1969, studi seni rupa di ISI Yogyakarta antara 1988-1994, dan seusai lulus hingga kini menetap di Kudus, Jawa Tengah. 20-an tahun dia bekerja dan berkesenian di kota pesisir utara pulau Jawa itu. Ini pilihan yang tak mudah karena dia tak lagi bisa berproses kreatif dengan percepatan yang tinggi dengan menemu kebaruan yang terus-menerus seperti ketika menetap beberapa tahun di Yogyakarta. Tak banyak rekan yang bisa ber- sparing partner secara kreatif. Maka, sebuah pencapaian yang mengejutkannya ketika tahun 2015 lalu namanya mencuat sebagai peraih gelar kehormatan Juara 2 kompetisi seni rupa Indonesia Art Award 2015 (yang disponsori oleh perusahaan rokok Gudang Garam). Namanya menyeruak di antara barusan nama seniman yang berproses kreatif di kota-kota penting “produsen” seniman terpandang Indonesia, yak