Posts

Showing posts from 2017

Sri Mulyani Memaknai "Yak, Bagus!"

Image
Menteri Keuangan Prof.Dr. Sri Mulyani Indrawati di depan patung pelukis Tino Sidin, di Jln. Tino Sidin, Kadipiro, Yogyakarta, Sabtu, 23 Desember 2017. Sri berdiri berjajar dengan salah satu putri Tino Sidin, dan Yusman, pematung yang mematungkan Tino Sidin di belakangnya. Saat berorasi di kesempatan itu, Sri mengingatkan kembali ungkapan "yak, bagus!", "ayo, teruskan!" yang acap dilontarkan oleh almarhum Tino Sidin saat mengampu acara Gemar Menggambar di stasiun televisi mili k pemerintah, TVRI, puluhan tahun lalu. Baginya, ungkapan seperti itu perlu terus disegarkan kembali dalam ingatan untuk diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan sosial, juga dalam kehidupan bernegara. Sri mengingatkan bahwa ungkapan bernada apresiatif seperti "yak, bagus!" kini seperti menjadi sesuatu yang langka. Tidak sedikit manusia di sekitar kita kini lebih rajin untuk mencaci, meremehkan, meniadakan yang lain, daripada memuji, atau

Bandara Pahlawan (Fisik)

Nama untuk calon bandara atau bandar udara atau airport baru Yogyakarta sempat jadi perdebatan. Nama-nama tokoh sempat muncul untuk dikandidatkan sebagai identitas bandara baru tersebut. Misalnya nama Sultan Agung, Sultan Hamengkubuwono IX, Pangeran Diponegoro, dan lainnya. NYIA atau New Yogyakarta International Airport tampaknya telah menjadi titik simpul atas perdebatan itu. Saya belum tahu pasti, apakah calon identitas itu, yakni NYIA, telah betul-betul final atau baru “semifinal”. Kalau iya, tampaknya ada gejala baru dalam penamaan bandara baru di Indonesia. Nama daerah setempat langsung diserap sebagai nama bandara. Ini seperti beberapa nama bandara baru lainnya, yakni Kualanamu dan Sibolangit (keduanya di Sumatera Utara), Lombok International Airport di pulau Lombok, dan lainnya. Nama-nama pahlawan atau terutama tokoh militer meski masih dominan menjadi identitas bandara, mungkin secara pelahan akan bergeser. Mulai dari Halim Perdanakusuma Jakarta, Adi Sucipt

“Iconic”, Pameran Tunggal Karya Yuswantoro Adi

Image
"Masterpiece of Indonesia" (1997), lukisan karya Yuswantoro Adi yang dipamerkan dalam pameran tunggalnya, "Iconic", 10-22 November 2017, di Galeri Nasiona Indonesia. Yuswantoro Adi, salah satu perupa ternama Yogyakarta, hendak menghelat pameran tunggalnya, 10-22 November 2017 di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jl. Medan Merdeka Timur no. 14, Gambir, Jakarta Pusat. Pameran tunggal ini rencananya hendak mengeksposisi sekitar 20 karya, dan puluhan karya lukis anak-anak yang menjadi anak didik Yuswantoro sebagai “guru gambar”. Karya-karya yang digelar tidak semua karya baru, namun beragam kurun waktunya, termasuk karya bertajuk “Masterpiece of Indonesia” yang dibuatnya tahun 1997. Karya kreasi Yuswantoro 20 tahun lalu tersebut merupakan karya yang memenangi kompetisi seni lukis Philip Morris Art Award di level nasional (Indonesia) dan juga juara ketika dipertarungkan di tingkat Asia Tenggara pada tahun yang sama. Dengan menilik materi karya yang beragam

200 Kolektor Seni Rupa Top Dunia 2017

Image
Jack Ma, pendiri dan pemilik alibaba.com yang telah mendunia. Salah satu orang terkaya di Chna ini juga adalah seorang kolektor seni rupa "kelas paus". Oleh Kuss Indarto   DUA ratus kolektor seni rupa papan atas dunia dirilis oleh Artnews —sebuah majalah seni rupa yang berkedudukan di Amerika Serikat—bulan Oktober ini. Daftar para kolektor tersebut disusun berdasarkan pada besaran angka yang dikeluarkan dan ditransaksikan untuk mendapatkan karya seni dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini. Para kolektor tersebut berasal dan tersebar di 33 negara di lima benua. Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) masih mendominasi populasi kolektor “kelas paus” ini dengan 113 nama kolektor, mengatasi 54 nama kolektor yang berasal dari Eropa. Berikutnya, Asia, menempatkan 24 nama kolektor, Amerika Latin 7 nama, serta Australia dan Afrika masing-masing satu nama kolektor. Indonesia sendiri memiliki 2 nama kolektor yang masuk dalam daftar 200 nama tersebut, yakni masing-masi