Benarkah “Elimar” Karya Vincent van Gogh?
LMI International, sebuah lembaga riset seni yang berbasis di New York, berjuang keras mempertahankan pendapatnya menyusul reaksi keras yang dihadapinya bulan Februari lalu setelah mengklaim sebuah lukisan berjudul Elimar. Lukisan yang dibeli di garage sale (cuci gudang) di Minnesota, Amerika Serikat seharga $ 50 tersebut diklaim sebagai karya Vincent van Gogh yang telah lama hilang. Lembaga tersebut diduga telah menghabiskan dana sebesar $ 30.000 untuk melakukan analisis teknologi tinggi, hingga kemudian menetapkan (secara sepihak) bahwa lukisan Elimar dibuat pada tahun 1889, serta mengatakan kalau estimasi harganya bernilai $15 juta.
Di sisi lain, beberapa pakar lukisan spesialis van Gogh berpendapat bahwa karya tersebut dilukis oleh seorang seniman berkebangsaan Denmark abad ke-20 yang kurang populer dan bernama Henning Elimar. Seniman ini meninggal pada tahun 1989. Para pakar yang menolak klaim tersebut adalah Wouter van der Veen, seorang spesialis seni Pasca-Impresionis Belanda yang sebelumnya bekerja di Museum Van Gogh Amsterdam. Van der Veen mengatakan bahwa teks "Elimar" di pojok kanan bawah lukisan tersebut bukanlah judul (seperti yang diyakini LMI), melainkan tanda tangan senimannya (Elimar).
Namun LMI kini telah melangkah jauh lagi dengan membeli dan menganalisis sebuah lukisan berjudul “Bridge and Stream” yang diklaimnya sebagai salah satu dari hanya dua karya mendiang seniman Denmark tersebut. Upaya ini bertujuan untuk membuktikan dan menguatkan opini bahwa Henning Elimar tidak (pernah) melukis ”Elimar”.
"Dalam proses penelitian selama bertahun-tahun untuk mempelajari lukisan (Elimar), LMI mengejar indikator atau hubungan yang masuk akal dengan “Elima”. Ini bagian dari uji tuntas pendekatan lembaga LMI untuk memeriksa karya seni yang ‘yatim piatu’," kata salah seorang perwakilan LMI kepada redaksi ARTnews dalam sebuah email. "Karena seniman Henning Elimar melukis pada pertengahan abad ke-20, sementara lukisan “Elimar” yang diklaim sebagai karya van Gogh diperkirakan dibuat akhir abad ke-19, maka tim memutuskan bahwa hal itu tidak memerlukan studi lebih lanjut. Namun, setelah muncul teori perihal Henning Elimar di media sosial, dan secara mengejutkan dipercayai oleh beberapa ilmuwan, maka LMI memutuskan untuk mengejarnya. Dalam satu hari, LMI dapat melacak keberadaan karya “Bridge and Stream” di Denmark utara dan membawanya ke New York untuk dipelajari, dan temuan mereka dirilis awal Maret 2025 ini. Namun demi melindungi privasi penjual karya Henning Elimar, kami tidak akan membagikan nama mereka.”
Penyelidikan awal LMI terhadap lukisan ”Elimar” dirinci dalam laporan setebal 458 halaman yang menyatakan bahwa "pihaknya telah menghasilkan bukti yang diperlukan untuk mengidentifikasi bahwa lukisan yang tidak diketahui itu sebagai karya Vincent van Gogh.LMI bahkan melangkah lebih jauh dengan menguji secara genetik rambut yang tertanam di kanvas dengan harapan itu milik Post-Impresionis Belanda tersebut. Namun hasilnya "tidak meyakinkan kalau itu merupakan karya van Gogh.
Di antara para ahli yang menolak laporan tersebut adalah mereka yang berasal dari Museum Van Gogh Amsterdam, yang sejak tahun 2019 juga menganggap lukisan itu tidak asli. Van der Ween mengatakan kepada ARTnews bahwa temuan LMI "penuh dengan dugaan, asumsi aneh, dan informasi yang tidak berguna.”
Laporan baru LMI yang menganalisis lukisan ”Bridge and Stream” mengatakan bahwa "tidak ada kemiripan dengan lukisan ”Elimar” (yang diklaim sebagai karya van Gogh) dalam aspek ukuran, teknik, gaya, atau materialnya.”
"Gambar inframerah ”Bridge and Stream” mengungkapkan bukti yang lebih meyakinkan dari penggunaan sapuan kuas dan pisau palet. Saat memeriksa gambar inframerah ”Elimar” di sebelah ”Bridge and Stream”, perbedaannya adalah komposisi, teknik, dan subjek terlihat jelas," bunyi laporan LMI tersebut.
Henning Elimar menandatangani nama belakangnya dengan huruf balok di sudut kiri bawah “Bridge and Stream”. LMI berpendapat bahwa prasasti ini berbeda dari teks "Elimar" di sudut kanan bawah lukisan “Elimar” (yang diklaim sebagai karya van Gogh) dalam warna, "kemiringan ke bawah" dari huruf-hurufnya, dan karena "dicat basah-kering" sebagai lawan dari "basah-di-basah" (seperti dalam “Elimar”).
Laporan tersebut juga membuat delapan argumen kunci yang menegaskan bantahan atas teori bahwa ”Elimar” dilukis oleh Henning Elimar Elimar. Salah satunya berpusat pada dugaan bahwa karya seni ”Elimar” terinspirasi oleh karya sastra dunia. Dalam laporan awal setebal 458 halaman yang dirilis pada bulan Januari 2025, LMI berpendapat bahwa van Gogh memiliki "selera membaca yang tinggi" dan bahwa penulis Denmark Hans Christian Andersen adalah salah satu penulis favoritnya. Pihak LMI mengatakan bahwa tokoh atau karakter bernama "Elimar" muncul dalam novel Andersen tahun 1848, yakni karya ”The Two Baronesses”, dan inilah yang diduga menjadi inspirasi lukisan van Gogh.
Namun, van der Veen, cendekiawan Belanda, menepis teori ini, dan mengatakan kepada ARTnews bahwa H.C. Andersen adalah "cendekiawan terkemuka di bidang khusus sastra dalam korespondensi van Gogh. Dengan demikian, saya berada dalam posisi yang baik untuk menantang mereka (LMI) berargumen.” H.C. Andersen sendiri hidup antara tahun 1805 hingga 1875. Sedangkan Vincent van Gogh lahir tahun 1853 dan meninggal 1890. Andersen berusia 48 tahun ketika van Gogh baru lahir. Sementara Henning Elimar lahir tahun 1928, meninggal pada tahun 1989.
Dalam laporan baru LMI, dikatakan bahwa “The Two Baronesses" diterbitkan dalam bahasa Denmark, Inggris, dan Jerman pada tahun 1848 dan dalam bahasa Belanda pada tahun 1849, atau 40 tahun sebelum lukisan “Elimar” dilukis. Oleh karena itu, klaim bahwa novel tersebut tidak dapat menginspirasi Elimar berdasarkan tanggal penerbitannya tidak berdasar.”
Kita belum tahu persis seberapa riuh perdebatan ini akan terus berlangsung, dan akan sampai di titik apa akan berujung. Publik yang akan bersama-sama menjadi saksi kelak, apakah pihak LMI bisa meyakinkan bahwa klaim mereka benar bahwa “Elimar” betul-betul karya van Gogh. Atau malah membawa arus yang mengerikan bahwa klaim kebenaran sebuah karya seni yang orisinal (dalam hal ini karya van Gogh) ditentukan oleh uang dang mengendalikan kekuatan “para ahli dan intelektual” (yang ada di pihak LMI). Kita tunggu saja. Time will tell. ***
Sumber: ArtNews.com edisi 1 Maret 2025