Apa Itu Maestro?
Apa itu "maestro"? Kata
ini kemungkinan besar diserap dari bahasa Italia yang arti sederhananya adalah
"guru". Dalam bahasa Inggris berarti "master". Saya kurang
tahu persis sejak kapan persisnya kata/lema maestro ini diserap ke dalam bahasa
Indonesia. Secara historis bangsa kita tidak banyak berhubungan erat dengan
bangsa Italia yang memungkinkan pertukaran atau penyerapan bahasa itu terjadi, kecuali
kisah besar tentang kedatangan pelaut Italia, Marco Polo tahun 1292 ke Perlak,
Aceh. Beda dengan bangsa lain seperti Belanda, Portugis, Perancis, India, Arab dan lainnya yang lebih lama
bersentuhan sehingga berdampak pada masuknya bahasa bangsa tersebut ke dalam
bahasa Indonesia.
Dugaan saya, kata maestro mulai diserap
dan populer pada paruh kedua dasawarsa 1970-an. Momentum pemicunya adalah
ketika seniman Indonesia, Affandi Koesoemah menerima dua penghargaan di Italia
pada 19 Maret 1977. Ketika itu, dalam satu kesempatan upacara penuh hikmat di
Castello, Sammezano, Firenze, Italia, beliau menerima (1) Hadiah Perdamaian
Internasional dari Yayasan Dag Hammarskjöld dan (2) gelar Grand Maestro
(Maestro Grande?)
Gelar Grand Maestro inilah yang
diduga menjadi titik penting perbincangan dalam pergaulan dunia seni waktu itu.
Dunia, dalam hal ini Italia, memberi pengakuan kepada pencapaian kesenimanannya
yang layak diberi level Grand Maestro. Publik dan media kemudian menyingkat
sebutan itu, antara lain, dengan perkataan bahwa Affandi adalah seniman
berlevel maestro. Kata maestro seolah bergeser menjadi punya "nilai
rasa" yang berbeda. Bukan sederhana berarti "guru" saja. Dalam situs
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, kata/lema maestro diartikan sebagai
"orang yang ahli dalam bidang seni, terutama bidang musik, seperti
komponis, konduktor; empu". Kata maestro dalam KBBI terasa lebih
"tinggi" dibanding arti kata asalnya.
Kalau sekarang ada sebagian orang
yang dengan ringan menyebut atau membilang orang lain sebagai
"maestro", saya secara otomatis berpaling pada ingatan tentang sosok
Affandi yang tidak dengan mudah mendapatkan gelar Grand Maestro. Jadi maestro itu
tidak ecek-ecek lho. Ah, pasti Anda punya argumentasi yang berbeda dengan saya.
Monggo, silakan…