( Potret van Gogh karya Kukuh Nuswantoro) (Wah, kalau ini ini fotonya gak nyambung. Ini saat ndisplai karya pameran Biennale Jogja IX. Ada Ivan Sagito dan Edi Prabandono) Oleh Kuss Indarto (Catatan ini telah dimuat dalam katalog pameran tunggal Kukuh Nuswantoro, bertajuk My Face Imaginary , yang berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta, 8-17 Januari 2008) Kukuh Nuswantoro muncul sebagai perupa dengan membopong beban sejarah. Ayahnya, O.H. Supono, adalah salah satu perupa penting pada jamannya. Dan asumsi sosial acap kali memberi semacam justifikasi yang klise terhadap relasi genetis ini: sang anak seolah “diharuskan” mendekati atau melebihi pencapaian sang orang tua. Anak pelukis ya “harusnya” juga jago melukis, begitu kira-kira asumsi yang sering berseliweran. Atau impresi “tak adil” ketika sang anak memiliki pencapaian yang sepadan dengan orang tuanya, “hanya” permaklumanlah yang menghampiri. “Maklum dong kalau karyanya yahud , lha bapaknya seniman besar!” Orang Jawa m