Posts

Showing posts from September, 2015

Karya Seni Rupa (di Ruang) Publik

Image
Oleh Kuss Indarto MALAM itu, 9 Juli 2015, sekitar pukul 21.31 wib, saya mem- posting sebuah status di dinding akun Facebook saya, yang isinya sebagai berikut: MASUKAN UNTUK MASBRO Timbul Raharjo : Tanpa mengurangi rasa banggamu ya, bung Timbul, ada yg ingin kutanyakan. Ini sebenarnya karya indoor yang dipaksa untuk di-outdoor-kan, atau memang karya outdoor yang sudah dipersiapkan sebagai karya di ruang publik terbuka? Kalau menyimak karya patung kudamu yang pakai egrang, tampaknya itu memang karya yg biasa di ruang galeri yang manis-manis lalu "diperkosa" untuk diseret di ruang publik. Apa itu salah? Kalau menilik panjenengan yang seorang akademisi seni rupa, dan sering pergi keluar negeri, ya, itu salah. Tidak menarik. Dan maaf: norak! Sebagai akademisi idealnya sih anda bisa memberi contoh yang ciamik tentang presentasi sebuah karya di ruang publik. Kalau sebuah karya disiapkan sebagai karya di ruang publik, ya buatlah dari material yang m

Beragam, Finalis Kompetisi Seni Lukis UOB 2015

Image
Agus Dermawan T., salah satu anggota dewan juri kompetisi seni lukis UOB 2015, sedang memeriksa foto-foto karya para seniman peserta kompetisi. (foto: kuss indarto) SEBANYAK 50 karya seni rupa dua dimensi (lukisan) terpilih masuk finalis dalam kompetisi seni lukis yang diadakan oleh Bank UOB, atau yang lebih dikenal dengan tajuk UOB Painting of the Year 2015. Lima puluh karya itu terpilah dalam dua kategori, yakni 36 karya terpilih sebagai finalis dalam kategori seniman professional, dan 14 lainnya terpilah dalam kategori seniman pendatang baru. Semua itu merupakan hasil seleksi yang dilakukan pada hari Senin, 14 September 2015 di kantor UOB, Jalan Thamrin, Jakarta. Tim dewan juri terdiri dari tiga orang, yakni Agus Dermawan T. (kritikus dan penulis buku seni rupa, Edwin Rahardjo, kolektor seni rupa dan gallerist), serta Kuss Indarto (kurator seni rupa). Pemilihan finalis itu merupakan hasil penyaringan yang sangat ketat dari ribuan karya yang diajukan oleh sebanyak 650 seniman yan

Susi Menikmati Seni

Image
Tampak Menteri Susi Pudjiastuti bergoyang bersama Romo Dr. Sindhunata dan penonton lain di halaman Bentara Budaya Yogyakarta, Kotabaru, Yogyakarta, Rabu, 9 September 2015. (foto: PFI Yogyakarta) Sosok Susi Pudjiastuti tampaknya butuh improvisasi dalam hidup. Apalagi pada 12 bulan terakhir ketika "tiba-tiba" menjadi pejabat tinggi. Jadi menteri lagi! Nyaman sekali tampaknya ketika semalam pengusaha ini menyambangi Bentara Budaya Yogyakarta, di jalan Suroto 2, Kotabaru, Yogyakarta. Hadir bersama rombongan kecil sekitar pukul 19.00 wib, dan baru pulang empat jam berikutnya, pukul 23.00 wib. Dua mangkok bakso permintaannya tandas disantapnya. Juga teh panas dan air putih . Tapi tampaknya Bu Susi menahan diri untuk tidak merokok, daripada esok harinya para hater punya bahan untuk nyampah dan nyumpah di medsos. Dia maju di depan tetamu, setidaknya 5 kali, untuk menyampaikan sambutan, menerima hadiah lukisan dari perupa Nasirun, mengucapkan tabik hormat untuk para pemain l

Turki Menyerbu...

Image
KALAU sekarang opera sabun Turki bertebaran di televisi Indonesia seperti sinetron "Shehrazat", "Elif", dan lainnya, bisa diduga itu bagian dari disain besar Turki untuk meluaskan pasar pariwisatanya yang terus dikebut. Mereka hanya memiliki sedikit energi dalam perut buminya ketimbang Indonesia. Maka kebudayaannya yang tua dan masih terawat dengan relatif baik inilah yang dikedepankan untuk meraup sebanyak mungkin helai-helai euro demi menghidupi negeri Erasia itu. Semua yan g bertalian dengan dunia pariwisata digenjot dengan ritme tinggi. Apalagi ketika mereka melihat bahwa tetangganya, Yunani, yang juga mengandalkan sektor wisata untuk menggerakkan perekonomiannya ternyata sekarang ambruk. Itu yang coba dielakkan oleh Turki. Kini mereka sedang mengebut membangun bandara yang kalau tuntas tahun 2017 akan menjadi bandara terbesar di dunia. Maskapai penerbangan mereka pun, Turkies Airline menjadi salah satu maskapai internasional yang relatif termur