Posts

Showing posts from January, 2015

Cita-Cita

Oleh Kuss Indarto Malam itu, sekitar tiga puluhan tahun lalu, aku menguping pembicaraan ayah dan dua tetanggaku (sebut saja J dan K) yang datang “ngendhong” (menamu) untuk sebuah keperluan. Sebagai orang/keluarga yang baru pindah dari kota, ayahku dianggap oleh tetangga punya secuil pengalaman yang berbeda sehingga perlu untuk berbagi. Tapi, kukira, itu juga lebih karena karakter tetangga kami di dusun yang lebih toleran, semanak, dan ingin menjaga silaturahmi, sehingga praktik bertetangga menjadi penuh kekeluargaan. Dua tamu ayahku tadi semuanya berusia sekitar 27 tahun dan sudah menikah (muda) dengan masing-masing memiliki dua orang anak (mereka, kelak sama-sama punya 5 orang anak). Mereka hidup dalam belitan ekonomi keluarga yang pas-pasan karena hanya menjadi petani penggarap tanpa memiliki lahan sendiri. Latar pendidikan yang dilakoninya hanya sampai tamat SMP. Tanah warisan sebetulnya punya meski tak seberapa (seperti pengakuan mereka), tapi belum dibagi. Mak

Inspirasi Dari dan Untuk Wonobodro

Image
Oleh Kuss Indarto Karya seni rupa, pada perkembangan terkini, bukanlah karya yang statis dari aspek konsep, gagasan, material hingga mediumnya. Sepertinya halnya dasar dari kreativitas, seni selalu berusaha mencari sesuatu yang baru, yang berbeda, yang mengejutkan, bahkan melompat jauh dari tata nilai yang ada sekarang, namun berorientasi jauh ke depan. Maka, definisi dalam seni rupa (khususnya) sulit untuk bisa tetap, konstan bahkan konsisten. Selalu dapat digoyahkan oleh temuan baru atau pencapaian mutakhir yang didasari oleh kreativitas seniman. Inilah dinamika dalam seni rupa. Demikian pula dengan banyak hal yang ditampilkan oleh Totaris dalam perhelatan kali ini. Ada pintu gerbang dari rangkaian sekian banyak botol plastik bekas air mineral, ada gazebo atau gubug di tengah kolam, mural di atas gerbang tembok, pot-pot tanaman dari kaleng dan botol minuman bekas, dan masih banyak lagi. Dalam konteks tertentu, artefak-artefak itu merupakan barang biasa yang

Ide Bukan dari Langit

Image
  Oleh Kuss Indarto (Catatan ini merupakan editorial untuk majalah seni budaya Mata Jendela , terbitan Taman Budaya Yogyakarta, edisi No. 4/2014)   DALAM catatannya yang termuat dalam buku “15 Years Cemeti Art House: Exploring Vacuum” (2003, p. 190-192), Gerrit Willems, Direktur Centrum Beeldende Kust Dordrecht (Pusat Seni Rupa di kota Dordrecht, Belanda) mencoba memberi garis perbandingan antara kerja ilmiah seorang ilmuwan dan kerja kreatif seniman. Petikannya antara lain adalah sebagai berikut: “… Meski boleh dikata seniman dan ilmuwan sama-sama memiliki sikap eksploratif dan energi kreatif yang dapat mereka daya gunakan, seni tetap saja bukan ilmu. Berbeda dengan eksperimen kesenian, eksperimen keilmuan ialah suatu uji (tes) yang sistematis dan terkendali, dengan sasaran yang jelas dan sudah tertentu. Di suatu laboratorium, kondisi-kondisi (baca: syarat-syarat) selalu dikontrol dengan ketat cermat. Riset sosiologis bekerja dengan melibatkan kelompok kontrol. Riset i