Sunarto untuk Saptoto

Potret diri pendiri Sanggar Bambu, Sunarto PR ini memuat kisah cinta yang patah. Kalau tak salah, ada dua orang seniman muda mencintai satu gadis. Dalam helaan waktu berikutnya, sang gadis memilih satu di antara dua jejaka yang seniman itu. Pilihan jatuh pada jejaka bernama Saptoto. Dan yang tertampik cintanya bernama Sunarto. Saptoto pun menikahi gadis itu. Suatu ketika, saat Saptoto berulang tahun (kemungkinan besar tahun 1956), sahabatnya, Sunarto memberikan kado ultah. An ehnya, kado itu lukisan crayon potret diri Sunarto. Bukan potret yang diberi kado. Tampaknya Saptoto paham maksud kado tersebut. Sunarto masih menyimpan bara cinta dan ingin potret dirinya bisa sering ditatap oleh perempuan yang sudah jadi istri Saptoto. Apa lagi dalam lukisan tertulis teks, antara lain: kerinduan kelahiran ooo... terlalu lengang terlalu lengang kapan... kapan. kapan kan kusambut kata tangan-tangan sayang jangan keburu jangan keburu terbang, njawa seribu blatju akan...