Posts

Showing posts from January, 2009

Sumringahnya Bisnis Lukisan

Image
(Naskah ini diambil dari Majalah SWA , edisi Kamis, 13 November 2008. Foto di atas adalah karya Herman Lekstiawan, Tentang Hasrat (150x120 cm), 2008) Oleh Yuyun Manopol, Herning Banirestu dan Gigin W. Utomo (Biro Yogyakarta) BISNIS lukisan kian marak di Tanah Air. Banyak rumah lelang yang memburu lukisan langsung ke seniman secara door-to-door . Saking kerasnya, lukisan baru rampung sudah ditunggu pembelinya. Siapa pelukis termahal dan kolektor paling heboh saat ini? Main games jadi bagian dari keseharian I Nyoman Masriadi belakangan ini. Maklum, pelukis asal Yogya ini sekarang menjadi OKB alias orang kaya baru. Sejak harga lukisannya menembus angka Rp 10 miliar dalam sebuah pameran tunggal di Singapura beberapa waktu lalu, namanya kian beken. Sayang, lukisan itu bukan miliknya lagi, melainkan seorang kolektor yang menjualnya kembali. Toh, dampaknya luar biasa. Setelah kejadian itu, ia berhasil menjual lukisannya yang berjudul Aku Dapat seharga Rp 1,8 miliar kepada peb

Trap[esium]: Upaya Membangun Isu

Image
(Foto bareng setelah pembukaan pameran Trap[esium] di Edwin Galerry, 15 Januari 2009. Dari kiri: mas Agus "Oon" Dwisulistyono, Erianto ME, mas Suwarno Wisetrotomo, pak Edwin Rahardjo, papan tulis, Romi Armon, Albara, (?), Kuss Indarto, Roberta Wachjo, Alvin Tjitrowirjo. Tulisan di bawah ini telah dimuat dalam katalog pameran tersebut) Oleh Kuss Indarto TANAH yang membasah tampak tersisa tatkala pesawat Boeing milik Garuda Indonesia yang saya tumpangi landing di bandara Tabing di pinggiran kota Padang. Atap bagonjong khas Minangkabau pada bangunan bandara bagai ramah menyambut. Wah, Ranah Minang telah menyediakan panorama alam nan amboi! Bandara itu begitu mungil dan dikepung permukiman padat, sebelum dipindahkan tahun 2005 di bandara yang baru dan megah di bibir pantai yang berhimpit dengan Samudera Hindia, di kabupaten Pariaman. Kala itu, pertengahan Januari 2002, tujuh tahun lampau, saya berkesempatan untuk memulai melakukan survei seni rupa di Ranah Minangkabau. Yayasan S

Kurator Bukan Diktator Estetika

Image
(Teks di bawah ini dikutip dari Majalah Seni ARTI , edisi No. 11, Januari 2009, halaman 26-31. Foto di atas adalah salah satu karya out door di Shanghai Biennale 2008) HUKUM yang selalu berjalan sejak jaman Nabi Nuh hingga sekarang adalah supply and demand : permintaan dan penawaran, dengan pasal lanjutan: Bila permintaan meningkat, harga akan melonjak. Lalu kami tambahkan: Bila permintaan berjubal dan harga membumbung, muncullah para epigonistik dan spekulan. Demikianlah, pada ranah seni rupa, telah bermunculan para epigon dan spekulan karena jagad seni rupa sering kali secara mengejutkan dan tanpa bisa diprediksi sebelumnya, mengalami permintaan yang tiba-tiba melonjak. Lukisan mengalami booming , sejenak sunyi, kemudian booming lagi. Kurator, yang stakat ini menjadi institusi formal sangat dibituhkan pada sebuah penyelenggaraan pameran dengan beragam alasan, tentu mendapatkan permintaan yang turut melonjak pula. Pergutuan tinggi seni tidak peka terhadap kondisi ini, hingga sampai