Posts

Showing posts from July, 2015

Jejaring Kerja Tanpa Negara

Image
Suasana ruang workshop seni rupa di Kindlemajor, di dusun Kisrecse, Nagykanizsa, Hongaria. (foto: kuss)   Oleh Kuss Indarto BERSAMA perupa Yogyakarta, Valentinus Rommy Iskandar, saya memenuhi undangan simposium dan workshop seni rupa di ruang seni Kendlimajor, di Kisrecse, Nagykanizsa, Hongaria, 30 Mei hingga 14 Juni 2015 lalu. Perhelatan yang berlangsung di sebuah desa yang indah dan sunyi itu dihadiri oleh 32 seniman dari 12 negara, yakni Hongaria (tuan rumah), lalu Austria, Jerman, Rusia, Belgia, Bulgaria, Italia, Spanyol, Irak, Kuwait, Oman, dan Indonesia. Acara serupa di tempat itu—yang jaraknya 200-an kilometer dari ibukota Budapest—sudah dihelat 23 kali dalam 16 tahun terakhir. Untuk pertama kalinya, tahun ini, ada seniman dari Indonesia sebagai peserta. Saya merasa perlu untuk hadir karena Hongaria sendiri merupakan salah satu negara dengan suprastruktur dan infrastruktur seni rupa yang relatif kuat—meski mungkin masih berada di bawah bayang-bayang dominannya E

Cumil

Image
Apakah sebuah karya patung bisa ditempatkan di trotoar? Tentu bisa, tapi tetap dengan menyelaraskan konteksnya. Salah satu contoh menarik adalah patung "Man at Work" yang berada di kawasan kota tua di Bratislava, ibukota Slovakia. Patung itu ditempatkan di atas penutup gorong-gorong, persis di depan pintu sebuah toko di sebuah perempatan jalan. Tapi jalan di depannya bukan lagi jalan untuk kendaraan bermotor, melainkan khusus untuk pejalan kaki (pedestrian). Area itu a dalah kawasan wisata yang jadi andalan pemerintah kota Bratislava. Oleh pematungnya, Victor Hulík (kelahiran 1949), patung itu diberi nama Cumil. Sosok tersebut menggambarkan seorang pekerja kebersihan yang usai kencing di di gorong-gorong, sekaligus bersantai sambil usil mengintip rok-rok perempuan yang memakai rok (tinggi). Patung berbahan perunggu itu mulai ditempatkan di kawasan kota tua tersebut tahun 1997. Ya, baru 18 tahun lalu. Tapi, uniknya, ada upaya untuk mengonstruksi mitos de

Reproduksi

Image
  Anna Maria, nama si mbak manis ini. Dia sedang sibuk di depan kanvas dengan sesekali menengok smartphone di tangan yang bisa meng-close up sebuah citra/gambar hingga ratusan kali lebih besar. Di seberangnya tampak lukisan Pieter Brueghel der Elder bertajuk “Massacre of the Innocents” (1565-7). Ya, Ana sedang membuat reproduksi lukisan Bruegel tersebut. Praktik ini sudah dilegalkan sejak lama, setidaknya di Kunst Historiches Museum, Vienna, Austria ini. Saat saya berkunjung di museum ini pertengahan Juni lalu, ada 3 orang yang sedang melakukan reproduksi karya—yang berbeda. Ana sendiri adalah karyawan museum itu yang tugasnya memang membuat lukisan reproduksi. Sedang satu yang lainnya, adalah siswi (semacam) sekolah seni rupa yang sedang magang di situ—dengan seleksi yang sangat ketat untuk masuk di situ. Lho, apa karya itu nanti apa tidak diselewengkan oleh pemiliknya kelak—dengan diklaim sebagai karya asli? Menurut Anna, museum itu sudah punya sistem yang sangat mungkin bisa

Promo Awal

Image
SAKING banyaknya karya seni rupa yang menyerbu memori hari itu, 16 Juni 2015, aku lupa nama seniman yang karya lukis abstraknya terpampang angkuh ini. Seingatku, kalau tak salah, lukisan ini dibuat oleh salah satu pelopor seni lukis abstrak Austria di dekade 1960-an. Tapi hal yang menggangguku ketika masuk di ruangan ini (juga beberapa ruangan lain) adalah tergeletaknya beberapa kertas seukuran f olio di lantai kayu. Kertas itu yersimpan dalam sampul plastik bening yang rapi. Kuamati, di sana ada foto karya seniman legendaris Austria (yang mati muda), Egon Schiele (1890-1918). Menurut salah satu petugas yang kutanyai, lembar-lembar kertas itu adalah bagian dari promosi awal atas pameran berikutnya yang akan berlangsung di situ, di Museum Albertina, Vienna/Wina, Austria. Bahkan tata letak karya yang akan dipamerkan pun sudah disusun jauh-jauh hari. Jadi, foto karya yang ada dalam lembar kertas di lantai itu, kelak beberapa minggu lagi, karya aslinya ya akan didis

Mural di Stasiun Bratislava

Image
  Dari catatan sejarah, stasiun kereta api Bratislava Hlavná Stanicá di Slovakia resmi dibuka mulai 20 Agustus 1848. Pemugaran besar dilakukan tahun 1850, dan 1988--saat-saat terakhir sebelum Cekoslovakia bubar tahun 1992, terbelah menjadi dua republik, Ceko dan Slovakia. Mural atau lukisan dinding menjadi bagian interior dari stasiun Bratislava ini sejak tahun 1960. Sayang tak begitu jelas siapa seniman pembuatnya. Sementara ini belum kutemukan situs yang membahas ihwal karya tersebut. Namun, dugaan yang bisa dikaitkan dengan tradisi "seni rupa propaganda" yang terjadi di negara-negara Blok Komunis dengan Uni Soviet sebagai patron utamanya, dan negara-negara Eropa Timur yang berperan menjadi satelit dan subordinatnya. Tradisi membuat lukisan dinding sudah cukup lama di Eropa Timur, dan makin menemukan muaranya ketika di Polandia, tahun 1950 didirikan Polish Poster School. Ini makin menguatkan tradisi estetika poster dan dinding karena dalam kurikulum