Menobatkan Anak
"Kok sekarang banyak orang pinter, tapi lupa pakai 'roso' (rasa, perasaan) ya, mas?" ungkap seorang bapak yang tampak mulai rapuh tubuhnya. Kami tak sengaja ber temu di sebuah warung angkringan di pinggir jalan. "Lha kenapa to, pak?"tanyaku balik, sembari nyeruput teh manis. "Mosok menghukum mati dianggap bodoh, salah total, dan ketinggalan jaman!" seru si bapak sembari makan nasi kucing dengan lahap. "Lha kenapa to, pak?" tanyaku hati-hati. "Belum pernah sih orang-orang pinter itu merasakan seperti saya. Saya sudah hampir 60 tahun, seharusnya sudah banyak santai di rumah, melihat anak-anak hidup nyaman, momong cucu, atau reunian dengan teman lama. Tapi malah sebaliknya," si bapak mulai curhat. "Memangnya ada apa to, pak?" lagi-lagi, aku harus hati-hati. "Ya, anak saya tiga, hancur semua hidupnya karena narkoba! Anak pertama yang memulai sebagai pemakai lalu pengedar. Adiknya lalu ketularan. Seluruh ...