Posts

Showing posts with the label Indonesia

Press Release – Pameran Seni Rupa “Titik Balik”

Image
  Putri Pertiwi, seorang anak down syndrome, akan menggelar karya-karya seninya mulai hari Sabtu, 5 Januari 2019 mendatang di gedung Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl. Suroto 2, Kotabaru, Yogyakarta. Karya-karya seni rupa yang dipamerkan itu terdiri dari lukisan di atas kanvas dan kertas, serta sketsa-sketsa di atas kertas. Ada sekitar 85 karya yang siap dipertontonkan ke hadapan publik. Sebagian besar karya itu dibuat dalam rentang waktu 2 tahun terakhir. Rencananya, pameran dengan tajuk “Titik Balik” ini dibuka oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. dan dilengkapi dengan orasi seni bersama dr. Oei Hong Djien—seorang kolektor seni rupa kenamaan dari Magelang, Jawa Tengah. Juga penampilan vokalis muda, cantik penuh talenta, Vari, yang diiringi Bagus Mazasupa. Berbeda dengan kebiasaan perhelatan pameran seni rupa di Yogyakarta, kali ini pameran akan dibuka pada siang hari pukul 12.00 WIB. Pameran sen...

Gomblang

Image
Ini seperti blessing in disguise dalam bentuk yang berbeda. Liburan Lebaran ini rencananya ingin ke Curug (air terjun) Cipendok di kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Tapi sepertinya itu telah menjadi destinasi wisata favorit dan mainstream. Jadi terlalu riuh dan kurang nyaman. Apalagi Baturraden yang pasti lebih crowded karena terlalu banyak pengunjung. Kendaraan kuarahkan mencari kawasan ketinggian yang mungkin ada panorama bagus. Pada sebuah persimpangan, oh, ada banner kecil yang menawarkan sebuah tempat bernama "Curug Gomblang". Ah, ternyata aku kurang gaul, ada banyak tempat wisata di Banyumas atau sekitar kota Purwokerto. Kendaraan kupacu pelahan karena jalan tak terlalu lebar dan cukup ramai situasinya. Dari kota kecamatan Kedungbanteng ke arah utara. Desa di utara Kedungbanteng yang pernah kudatangi beberapa tahun lalu adalah desa Windujaya. Sekarang kondisi jalannya bagus tapi tetap harus hati-hati karena sempit dengan salah satu...

Re-Kreasi Bersama Kartun

Image
Komik pendek karya Kuss Indarto Oleh Kuss Indarto   "I’m sorry. beggar is over Excessive demands. I was heat up. but now cooldown." "Mr. president JOKOWI and Indonesian everyone, and Indonesia gov I'm Really sorry. I am shame. I take back picture, I'm sorry. " Minggu siang, 25 Februari 2018, seseorang yang mengaku bernama Onan Hiroshi meminta maaf secara terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan seluruh rakyat Indonesia—seperti tertulis sebagai dua kutipan di atas. Permintaan maaf ini disampaikan lewat akun medsos Twitter dan Facebook -nya. Pasalnya, dia telah membuat sebuah gambar kartun satir yang memojokkan, bahkan cenderung menghina Indonesia. Dalam gambarnya tersebut terdapat teks (dalam huruf Kanji dan berbahasa Jepang, tentu saja) yang berbunyi: "Pengemis Kereta Berkecepatan Tinggi." Laki-laki berusia 30 tahunan itu membuat visualisasi yang menggiring kesan kuat bahwa rencana kerjasama antara China-Indonesia bermasal...

Seniman Bukan Tukang

Image
Awal bulan Februari lalu saya bertemu dengan seniman China, Li Guangming, yang sedang ingin berlibur di Indonesia. Dalam peta seni rupa China barangkali nama dan reputasinya bukanlah bintang--atau apalagi megabintang yang sangat cemerlang seperti Qi Baishi, Ai Weiwei, Fang Lijun, Yu Minjun, dan sekian banyak nama tenar lain yang telah mengisi ruang penting seni rupa China dan dunia. Tapi, bagi saya, Li Guangming tetaplah sosok seniman yang menarik. Saya percaya bahwa setiap orang adalah guru dan reputasi apapun yang telah dibangunnya adalah ilmu. Dalam percakapan sekitar 1,5 jam, Li mengisahkan tentang gerak karya-karya barunya yang telah dirintis sekitar 10-an tahun terakhir, dan terus dikerjakan hingga hari ini. Dia sebenarnya termasuk seniman yang melukis lukisan khas China (China painting) yang cenderung dikelompokkan sebagai lukisan tradisional--yang penganutnya semakin banyak dan canggih kemampuannya. Guangming termasuk seniman yang sudah termasuk advance, jag...

Brunei, Cuilan Eropa

Image
Bandara Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 2015. Secuil Catatan Kuss Indarto   MENYUSURI kota Bandar Seri Begawan, Brunei, di Minggu pagi terasa terlalu lengang. Apalagi bagi aku yang datang dari negeri yang penuh dengan hiruk-pikuk manusia. Tak ada crowd jadi terasa tak begitu asyik. Mobil sesekali meluncur di jalur aspal hotmix yang mulus dan lapang. Mereka rata-rata melaju dengan kecepatan tinggi, sekitar 60 km/jam ke atas. Jalan kaki hingga satu jam-an dan menempuh jarak kira-kira 3 km dari hotel, aku hanya berpapasan dengan mobil, mobil dan mobil lagi. Hanya 2 sepeda motor kulihat melintas: satu dikendarai oleh petugas delivery makanan, dan lainnya anak muda yang tampaknya menjajal racing motor yang ber-cc tinggi. Hanya bertemu dengan 4 manusia di halte yang menanti bas awam (bus umum) yang durasi kedatangannya sangat jarang. Sementara pejalan kaki ya hanya aku. Makanya jejalanan di Bandar kurang nyaman bagi pejalan kaki karena tak banyak difasilitasi tr...

Bhumibol Mangkat

Image
SIANG itu, tujuh tahun silam, persisnya awal Desember 2009 saya berdua dengan pak Tubagus Andre (kepala Galeri Nasional Indonesia) naik tuk-tuk —salah satu moda transportasi lokal—menuju BCC (Bangkok Culture Center) di pusat kota Bangkok. Kami bertolak dari hotel mungil di Jalan Rambuttri yang banyak turis back packer- an, tak jauh dari Jalan Khaosan yang jauh lebih riuh dengan turis back packer- an dari seluruh dunia. Perjalanan cukup meriah karena deru mesin tuktuk yang keras, bahkan cukup memekakkan telinga. Maka, dialog kami dengan sopir tuk-tuk yang ramah itu harus diungkapkan dengan setengah berteriak biar suara masuk ke telinga. Bahasa Inggris kami bertiga juga tidak fasih-fasih amat, sehingga itulah yang membuat komunikasi jadi seru karena gesture tubuh, terutama tangan, melengkapi baku dialog. Pada suatu kelokan jalan yang lebar dan cukup sepi, tiba-tiba sang sopir berteriak sambil menoleh ke arah kami: “Down your hat! Down your hat! Down your hat!” Bajigur!...

Narasi Tiga Patung Monumental Edhi Sunarso

Image
Foto: Patung Pembebasan Irian Barat, dibuat tahun 1962, dipotret oleh Biyan Ojong   Dari catatan kawan Fandy Hutari di situs https://ruang.gramedia.com/read/1474265331-narasi-tiga-patung-monumental-edhi-sunarso Pagi itu, kendaraan saling bersahutan dengan klakson yang hingar-bingar. Bus, mobil, sepeda motor, saling berebut mengisi ruas jalan raya yang semakin sesak. Di atas, Patung Selamat Datang masih kokoh berdiri seolah menjadi penjaga Bundaran Hotel Indonesia. Ada kisah panjang soal patung yang menjulang ini. Hikayat Patung Pada 1959, Presiden Soekarno mengundang seniman patung asal Yogyakarta, Edhi Sunarso, untuk ke Jakarta. Di masa pemerintahannya, Bung Karno memang dikenal dekat dengan para seniman. Biasanya, setiap pagi. Ia kerap mengundang seniman untuk sekadar ngopi bersama di halaman belakang Istana Negara. Pertemuan dengan Bung Karno merupakan titik paling penting dirinya sebagai seniman patung. Ketika itu, Jakarta juga tengah bersiap menyamb...