Posts

Showing posts from January, 2011

Antara Kolektor dan Kolekdol

Image
Koran Jakarta, Minggu, 16 Januari 2011 Foto: Dian Muljadi (tengah) salah satu kolektor karya seni rupa Indonesia. Sebuah karya yang sebenarnya hanya berharga 15 juta rupiah, tiba-tiba bisa bertengger di harga ratusan juta. Pada akhir 1980-an, lukisan karya pelukis asal Bandung, Jeihan, dibeli oleh Bank Central Asia (BCA) sekitar 100 juta rupiah. Peristiwa itu kemudian menandai munculnya boom pasar seni rupa Indonesia, sekaligus para pemain baru di pasar seni rupa Indonesia yang disebut sebagai Kolekdol. “Kolekdol, mengkolek lalu ngedol atau menjual, orang yang membeli lukisan untuk dijual kembali dalam waktu cepat. Mereka hanya cari untung cepat dari bisnis lukisan ini,” terang Kuss Indarto, kurator lukisan di Galeri Nasional. Terjualnya lukisan Jeihan dengan harga seratusan juta ketika itu membuat para pemilik dana yang sama sekali tidak punya dasar pengetahuan seni lukis, tertarik untuk menjadi spekulan yang menjadikan lukisan tak ubahnya lembaran saham. Ramainya jual beli lukisan,

Mafia di Pasar Seni Rupa

Image
Koran Jakarta, Minggu, 16 Januari 2011 Pertengahan November lalu, Sri Edi Swasono berkunjung ke rumah mertuanya Mohammad Hatta. Edi yang menikah dengan putri almarhum mantan Wakil Presiden RI, Meutia Hatta, memang sesekali berkunjung ke rumah di Jalan Diponegoro nomor 57, Jakarta Pusat tersebut. Edi sedikit curiga mendapati lukisan koleksi Bung Hatta yang terdapat di ruang tamu rumah tersebut. Pasalnya, lukisan karya almarhum Basoeki Abdullah yang berjudul Cah Angon dan Kebo (berupa gambar anak-anak dan seekor kerbau) itu, warnanya agak cerah. Padahal sebelumnya terlihat lebih gelap dan berwarna hitam abu-abu, karena dibuat tahun 1950-an. Edi curiga lukisan itu telah ditukar. Apalagi dia juga menemukan keanehan lain pada gambar lekukan bunga dan ekor dari tiga kerbau. Gambar tanduk kerbau yang dinaiki penggembala, juga kerbau kedua dan ketiga di lukisan “palsu” juga terlihat beda dengan lukisan asli. Tapi, untuk memastikan lukisan itu palsu atau asli, pihak keluarga Bung Hatta