BPJS yang Nunggak Itu...

Beberapa detik setelah terjatuh dari sepeda motor, Minggu pagi, 9 September lalu, saya tercenung di pinggir jalan. Meski tulang bahu kiri (clavicula) patah, rasa syukur tetap harus kupanjatkan: saya tidak menabrak atau mencelakai orang lain, dan kepala tetap utuh meski sempat terbentur cukup keras ke aspal. Helm standar yang kupakai tidak terlepas dari kepala. Saya tercenung karena pasti banyak rencana yang telah kususun untuk beberapa waktu ke depan pasti buyar, batal, dan terbengkalai. Misalnya, sekitar 2 jam sebelum kecelakaan saya barusan booking tiket untuk pergi ke luar kota hari Senin esoknya. Belum lagi janjian dengan banyak orang, praktis tertunda karenanya. Ya sudah, tak apa. Gusti Allah pasti sudah mengatur banyak hal yang jauh lebih terencana, Maha Terencana, ketimbang rencanaku itu. Saya berhenti tercenung karena orang-orang dengan baik hati mengantarku ke rumah. Saya juga tak sanggup lagi mengendarai motor karena tangan kiri sulit digerakkan akibat tulang yang pa...