Posts

Showing posts from October, 2010

Aja Dumeh: Belajar pada Tanda-tanda

Image
Oleh Kuss indarto [satu] MARSEKAL Muda (Marsda) Sudjadijono, Kol. (purn.) H. Totok Sudarto, dan Ki Djoko Pekik, saya kira, hadir pada pameran ini dalam kapasitas masing-masing, dan tak bisa serta-merta “disatukan” satu sama lain. Artinya, ada sejarah, titik berangkat, dan orientasi yang berbeda satu sama lain dalam memandang dan masuk di dunia seni (rupa). Dua nama pertama memiliki latar belakang pendidikan militer (angkatan udara), meniti karier militer hingga di level perwira tinggi. Sudjadijono yang hendak memasuki masa pensiun beberapa pekan mendatang, kini menyandang pangkat perwira tinggi dengan bintang dua di pundaknya, dan menjadi salah satu orang penting di Mabes TNI. Sedang Totok Sudarto meminta pensiun dini ketika karier militer merangsek terus hingga berpangkat kolonel untuk kemudian berganti haluan menjadi pejabat politik, yakni wakil bupati, di lingkungan birokrasi kabupaten Bantul. Sementara nama pamungkas, Ki Djoko Pekik—yang pernah mengenyam pengalaman kelam

Wathathitha dan Keberanian untuk Memilih

Image
Oleh Kuss Indarto (Tulisan ini dimuat dalam katalog pameran "Wathathitha" yang berlangsung di Museum Barli, Bandung, 8-22 Oktober 2010) [satu]: Wathathitha dan Nilai Homo Ludens SESUNGGUHNYA, ini bukanlah sebuah catatan kuratorial. Apalagi catatan yang hendak berhasrat besar untuk membedah secara serius pada berbagai aspek kekaryaan pameran ini, plus catatan kaki yang merimbun di sekujur tubuh teks. Tidak! Ini sekadar tulisan pendek—dan ngalor-ngidul ke mana-mana—yang ingin mengiringi dan sedikit melongok hiruk-pikuk gairah kreatif yang cukup menyala dari sebuah keluarga, dengan subyek utama karya: sang bapak. Ya, pameran ini bagai sebuah ode (lagu kepahlawanan) yang dihunjukkan kepada almarhum ayahanda dari anak-anaknya. Kelima anak itu: Lugiono, Untung Wahono, Soeyoedie, Klowor Waldiono, dan Didiek “Nano” Rahnyono hendak memberi “momentum ingatan” terhadap mereka sendiri atas sosok sang bapak, Gatot Tjokrowihardjo atau yang karib disapa sebagai Gatot Lelono, yang telah