Posts

Showing posts with the label yogyakarta

Selamat Jalan, Pak Jakob Oetama...

Image
Orang besar itu, Jakob Oetama (JO), wafat siang hari ini, Rabu, 9 September 2020, di usianya yang ke-88 tahun. Ya, dia orang besar karena berani menempuh jalan penuh liku dengan mendirikan usaha media mulai dari nol hingga tumbuh menjadi salah satu perusahan media terbesar dan berpengaruh di negeri ini. Jakob sadar bahwa masuk di lahan knowledge industry hingga sukses besar bukan perkara mudah. Idealisme tetap dimunculkan tapi tetap mengatur ritme untuk bisa survive di sisi ekonomi. Maka ketika sukses secara ekonomi, Jakob teringat kalimat pendiri raksasa industri Jepang, Panasonic, yakni Konouke Matsushita (1894-1989) yang membilang bahwa "laba bukanlah cermin kerakusan perusahaan. Laba tanda kepercayaan masyarakat. Laba tanda efisiensi." Begitulah. Kompas dan perusahaan media garapan JO dan Petrus Kanisius PK Ojong (1920-1980) beserta sekian banyak perintis dan penerus lain merunuti jalan kesuksesannya. Knowledge industry atau industri pengetahuan yang dikelola oleh JO lew...

SMKN 3 Kasihan, Bergeser Bersama Zaman

Image
Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 3 Kasihan, Bantul, Yogyakarta—tak pelak—adalah salah satu kawah candradimuka bagi banyak perupa atau seniman seni rupa Indonesia. Sejak lama sekolah ini telah menelurkan bibit-bibit perupa atau seniman level nasional bahkan dunia. Para alumninya antara lain Butet Kartaredjasa, Nasirun, Dadang Christanto, Jumaldi Alfi, Budi Ubrux, Ivan Sagita, Eko Nugroho, Lucia Hartini, Dede Eri Supria, Wedhar Riyadi, hingga kurator Suwarno Wisetrotomo, dan sekian banyak nama populer lain dalam pelataran seni rupa Indonesia. Sihono, Kepala SMKN 3 Kasihan kini—pada siang yang cukup terik itu—banyak berkisah tentang almamaternya yang legend pada Padma News . Dulu, SMKN 3 Kasihan bernama SSRI atau Sekolah Seni Rupa Indonesia. Tempatnya berada di kampung Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta, berbarengan dengan kampus ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia, sekarang menjadi Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta) . SSRI dibuka mulai tahun 1963. Para mahasiswa ASRI kuliah pagi hari, sed...

Press Release – Pameran Seni Rupa “Titik Balik”

Image
  Putri Pertiwi, seorang anak down syndrome, akan menggelar karya-karya seninya mulai hari Sabtu, 5 Januari 2019 mendatang di gedung Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl. Suroto 2, Kotabaru, Yogyakarta. Karya-karya seni rupa yang dipamerkan itu terdiri dari lukisan di atas kanvas dan kertas, serta sketsa-sketsa di atas kertas. Ada sekitar 85 karya yang siap dipertontonkan ke hadapan publik. Sebagian besar karya itu dibuat dalam rentang waktu 2 tahun terakhir. Rencananya, pameran dengan tajuk “Titik Balik” ini dibuka oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. dan dilengkapi dengan orasi seni bersama dr. Oei Hong Djien—seorang kolektor seni rupa kenamaan dari Magelang, Jawa Tengah. Juga penampilan vokalis muda, cantik penuh talenta, Vari, yang diiringi Bagus Mazasupa. Berbeda dengan kebiasaan perhelatan pameran seni rupa di Yogyakarta, kali ini pameran akan dibuka pada siang hari pukul 12.00 WIB. Pameran sen...

emiria soenassa

Image
Tak banyak diketahui bahwa dalam sejarah seni rupa modern Indonesia kurun 1930-an hingga 1960-an ada sosok perempuan yang namanya agak tercecer dalam perbincangan. Emiria Sunassa namanya. Dia lahir di Sulawesi Utara tahun 1895 dan meninggal tahun 1964 di Lampung. Darah ningrat mengalir dalam tubuhnya karena ayahnya adalah Sultan Tidore (Maluku Utara) pada masanya. Emiria seorang bohemian. Dia melanglang kemana-mana hingga pada satu kurun waktu menetap dan belajar di Eropa, ya kni di Belgia. Dia juga pernah aktif di Persagi (Persatoean Achlie Gambar Indonesia) bersama S. Sudjojono dan para seniman senior lainnya. Foto ini adalah salah satu karya Emiria Sunassa. Dibuat tahun 1951 dan bertajuk "Pemanah Papua/Papuan Archer". Kini menjadi salah satu koleksi perupa Nasirun, dan sedang dipamerkan di Pameran Koleksi Seni Perjuangan "Jasmerah" di Indieart House , Jl. As Samawaat no. 99, Bekelan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogya, antara tanggal 17 hin...

“Jasmerah”: Kesaksian dan Interpretasi

Image
Sebuah karya Agoes Djaja, koleksi Nasirun. Oleh Kuss Indarto   PAMERAN seni rupa “Jasmerah” ini memuat banyak makna. Pertama , ditinjau dari materi karya dan substansinya, sedikit banyak memuat potongan peristiwa yang bertalian dengan sejarah tertentu. Entah itu sejarah perjuangan bangsa, sejarah sosial sebuah kawasan, sejarah personal dan komunal, dan lainnya. Pada konteks ini, artifak dan konten karya seni bisa dibaca sebagai perangkat dokumentasi, juga sebagai sebuah kemungkinan alternatif “alat baca sejarah” di luar bentuk artifak sejarah yang lain dan mainstream .   Kedua , pameran ini menyadarkan kembali kepada publik seni rupa akan betapa pentingnya sebuah dokumentasi. Dokumentasi tak bisa dilihat sebagai sekumpulan benda-benda lawas, lama dan mungkin kuno, namun sebagai segepok sejarah yang bisa dihidupkan kembali untuk membaca gerak peradaban dan kebudayaan pada kurun waktu jauh di belakang. Ketiga, pameran “Jasmerah” juga mengingatkan kembali pentingnya bu...

Lapang

Image
Saya lahir dan melewati sebagian masa kanak-kanak di asrama Brimob Baciro, kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Perihal nama-nama tempat tersebut baru saya ketahui bertahun-tahun kemudian. Kata Yogyakarta, menurut sebagian orang, berarti kota yang baik. Karta berarti kota. Yogya, sesekali dipakai untuk menyepadankan dengan kata baik, yakni "seyogyanya" yang berarti "sebaiknya". Secara subyektif saya setuju dengan pendapat tersebut. Setidaknya saya jauh lebih betah menetap di Kota Baik ini ketimbang kota lain. Untuk nama kecamatan Gondokusuman, mungkin memiliki asal-usul menarik meski sayang tak saya ketahui. Secuil yang saya ketahui, "gondo" itu aroma dan "kusuma" itu bunga atau bebungaan. Mungkin di salah satu kawasan di situ, dulu, ada sebuah lahan luas yang penuh tanaman bunga dengan penuh aroma. Lalu, apa itu arti kelurahan Baciro? Setelah puluhan tahun, baru saya ketahui ada satu kata Jawa Kuno atau Kawi yang dugaan kuat s...

Novel Grafis

Image
Clink! Akhirnya sekitar pukul 08.00 Minggu pagi saya sudah berada di pameran buku Big Bad Wolf di ICE, BSD (Bumi Serpong Damai). Seperti tahun-tahun sebelumnya, lautan buku itu bikin "ngilu nikmat" di hati. Ada yang beda kali ini. Porsi buku impor untuk anak-anak lebih banyak. Buku-buku lokal juga bertambah porsinya. Saya kurang tertarik masuk ke keduanya. Membelikan buku untuk anak tanpa mengajak mereka (untuk memilih) itu bentuk lain dari pemaksaan. Sementara kalau masuk di kerumunan buku lokal, untuk apa, kalau sudah acap kali disuguhi pameran buku lokal di Yogya?   Di "Design & Photography" section, "Architecture & Arts" section, atau "Graphic Novel" section, bagi saya, selalu ada kejutan kalau mau telaten menyisir dan memilih keriuhan buku yang bejibun itu. Kejutan kali ini adalah graphic novel atau novel grafis karya Philippe Squarzoni. Karya Si Perancis ini berjudul "Climate Change, A Personal Jour...

Three "Mengurai" Sampah

Image
SAYA berhenti cukup lama di booth Standing Pine, sebuah galeri komersial dari Nagoya, Jepang, yang ikut berpartisipasi di ArtStage 2018 Singapura, 27 Januari lalu. Bersama hampir seratusan galeri atau ruang seni dari berbagai negara di dunia, Standing Pine terlibat “menjajakan karya” dalam pasar seni yang makin marak di dunia—meski ArtStage Singapura tahun kini mulai berkurang crowded- nya dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada yang membilang bahwa banyak galeri memilih menyewa booth di Hongkong Art Fair yang lebih riuh dan waktunya tak jauh dari perhelatan ArtStage Singapura. Pun ada yang mengatakan bahwa pihak ArtStage yang bikin blunder karena membuat ArtStage Singapura di bulan Januari dan sekarang juga menghelat ArtStage Jakarta tiap bulan Juli atau Agustus. Tak heran bila galeri di Indonesia memilih untuk menyewa booth di ArtStage Jakarta ketimbang di Singapura yang relatif jauh lebih mahal. Tahun ini, hanya ada 3 atau 4 galeri yang ikut ArtStage Singapura, ...