Selamat Jalan, S. Teddy D.
Mungkin tahun 1993 atau 1994, pintu masuk dan sebagian tembok gedung Seni Murni, Fakultas Seni Rupa (dan Disain) ISI Yogyakarta, ditutup dengan ratusan kertas fotokopian bergambar potret diri. Jajaran kertas itu meneror mata karena tertata secara repetitif dan dalam jumlah yang banyak. Kertas yang dilem di pintu gerbang kaca tersebut juga membuat ruang di balik pintu jadi gelap. Ternyata, itu semua ulah S Teddy Darmawan, sosok mahasiswa Seni Lukis angkatan 1992. Reaksi teman- teman mahasiswa waktu itu beragam. Ada yang komentar, “Asu, opo meneeehh iki?” karena anak-anak Kampus Gampingan (dari nama kampung tempat FSRD ISI Yogyakarta berada) sering bikin ulah. Pun ada celetukan lain yang beragam: “ah, caper”, “Karepe ngopo to iki?”, “Iki mata kuliah Eksperimental po?” dan lainnya. Biasa, selalu riuh dengan reaksi plus-minus. Kalau bertahun-tahun kemudian Teddy sangat eksploratif sebagai seniman dengan berbagai gagasan artistik dan estetik seni rupa, momentum aksi tempel fotokopian di te...