Cermin dari Suvenir
Oleh Kuss Indarto (dari catatan lama yang dibuang sayang) KEBIASAAN Haji Hermanu, pengelola Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), untuk gresek-gresek (mencari-cari barang-barang yang tersembunyi dan jarang diperhatikan) acap kali memberi semangat dan energi untuk membuat sesuatu yang bersahaja menjadi penuh pesona makna. Dari gresek-gresek di lapak seorang pedagang buku-buku tempo dulu, kembali mas Manu—begitu lelaki kalem ini kerap disapa—mendapatkan sebuah album foto penting. Album tersebut bertajuk “Souvenir Album Midden Java” . Ukurannya nyaris seperti format kertas kuarto (A4), yakni 23x27 cm. Kertasnya cukup tebal, 120 gram seperti yang sering digunakan sebagai kertas halaman isi katalogus pameran seni rupa di Indonesia dewasa ini. Menurut Manu, diduga album itu dicetak di kota Haalem, Belanda sekitar tahun 1920 karena ada tanda-tanda keterangan waktu pada beberapa bagian. Dari 19 buah foto yang berkualitas bagus inilah kemudian Hermanu memanfaatkannya sebaga