Posts

Showing posts from 2018

Press Release – Pameran Seni Rupa “Titik Balik”

Image
  Putri Pertiwi, seorang anak down syndrome, akan menggelar karya-karya seninya mulai hari Sabtu, 5 Januari 2019 mendatang di gedung Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl. Suroto 2, Kotabaru, Yogyakarta. Karya-karya seni rupa yang dipamerkan itu terdiri dari lukisan di atas kanvas dan kertas, serta sketsa-sketsa di atas kertas. Ada sekitar 85 karya yang siap dipertontonkan ke hadapan publik. Sebagian besar karya itu dibuat dalam rentang waktu 2 tahun terakhir. Rencananya, pameran dengan tajuk “Titik Balik” ini dibuka oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. dan dilengkapi dengan orasi seni bersama dr. Oei Hong Djien—seorang kolektor seni rupa kenamaan dari Magelang, Jawa Tengah. Juga penampilan vokalis muda, cantik penuh talenta, Vari, yang diiringi Bagus Mazasupa. Berbeda dengan kebiasaan perhelatan pameran seni rupa di Yogyakarta, kali ini pameran akan dibuka pada siang hari pukul 12.00 WIB. Pameran sen...

"Monumen"

Image
NYARIS tiap kota atau kawasan di dunia—termasuk di Indonesia—berambisi memiliki identitas yang melekat. Identitas itu bisa beragam, dari yang tangible dan intangible. Keberadaan identitas itu bertalian dengan kekuasaan, baik langsung atau tak langsung. Kita paham, setiap kekuasaan membutuhkan media untuk merepresentasikan kekuasaannya. Dan bentuk-bentuk dari identitas itu—dalam konteks perbincangan ini—menjadi simbol kota atau kawasan yang koheren sebagai salah satu media yang digunakan untuk kepentingan kekuasaan tersebut. Simbol kota juga menjadi perangkat untuk melihat relasi sosial dalam masyarakat. Pada umumnya, simbol dapat dipahami sebagai sesuatu yang bisa memberikan narasi tertentu atas sesuatu hal yang berkaitan dengan kota atau kawasan tertentu. Dalam Patches of Padang: The History of an Indonesia Town in the Twentieth Century and the Use of Urban Space (1994), Freek Colombijn mendefinisikan simbol sebagai sebuah perwujudan dengan makna tertentu yang dilek...

Haul Freddie

Image
Wajah-wajah Freddie Mercury a.k.a. Farroukh Bulsara 27 tahun lalu, 24 November 1991, Farroukh Bulsara—yang kemudian lebih menjulang namanya sebagai Freddie Mercury—meninggal dunia. Tubuhnya digerogoti oleh salah satu penyakit yang mematikan waktu itu, yakni HIV AIDS. Dunia musik populer begitu kehilangan nama besar. Bersama Queen, Freddie Mercury telah memberi warna penting bagi dunia musik. Setidaknya dalam sebulan terakhir nama Freddie Mercury kembali mencuat dalam medan perbincangan. Tak pelak, ini karena kehadiran film “Bohemian Rhapsody” yang tengah diputar di berbagai bioskop di seluruh dunia. Film itu tidak saja kembali mengangkat popularitas Freddie dan Queen, namun juga menjadi salah satu film laris dunia. Menurut catatan situs  boxofficemojo.com  dalam 21 hari pemutarannya di seluruh dunia, “Bohemian Rhapsody” diperkirakan telah menangguk keuntungan hingga $ 138,247,250 (sekitar Rp 2 triliun, dengan kurs sekarang). Tentang film “Bohemian Rhapsody” , mu...

Stan Lee Is Dead at 95; Superhero of Marvel Comics

Image
By Jonathan Kandell and Andy Webster Published On Nov. 12, 2018 If Stan Lee revolutionized the comic book world in the 1960s, which he did, he left as big a stamp — maybe bigger — on the even wider pop culture landscape of today. Think of “Spider-Man,” the blockbuster movie franchise and Broadway spectacle. Think of “Iron Man,” another Hollywood gold-mine series personified by its star, Robert Downey Jr. Think of “Black Panther,” the box-office superhero smash that shattered big screen racial barriers in the process. And that is to say nothing of the Hulk, the X-Men, Thor and other film and television juggernauts that have stirred the popular imagination and made many people very rich. If all that entertainment product can be traced to one person, it would be Stan Lee, who died in Los Angeles on Monday at 95. From a cluttered office on Madison Avenue in Manhattan in the 1960s, he helped conjure a lineup of pulp-fiction heroes that has come to define m...