Posts

Showing posts from 2025

Gajah Merah hitam

Image
“Parah” nih PSI! Mau rebranding, mau ganti logo, dan baru tanggal 19 Juli 2025 dilaunching logo baru itu, eehhh… publik sudah lebih dulu mempublikasikan dan memviralkan dengan berbagai cara.   Logo baru PSI berujud sosok stilasi gajah warna merah (di bagian kepala) dan hitam (di bagian tubuh) belum secara resmi diumumkan oleh pihak PSI. Tapi publik sudah dengan gegap-gempita memarakkan medsos dengan beragam ekspresi yang menarik, unik, menggemaskan, dan mencuri perhatian apresian atau penonton. Mereka bisa saja fans, penggemar, hater(s), penyinyir, lover(s), PSI mania, antiPSI dunia-akherat, dan lainnya. Inilah kebebasan berdemokrasi yang harus dirayakan. Kalau penggemar atau lovers merayakan itu hal yang sewajarnya.  Kalau haters juga berada di garis depan untuk ikut merayakannya, biarkanlah. Jangan diganggu.   PSI memang ”parah”! Tanpa harus mengeluarkan dana promosi banyak, momentum penggantian logo baru sudah dirayakan dengan begitu rupa oleh para PSI lovers dan PSI h...

Separuh Jiwa, Sepenuh Jiwa

Image
Oleh Kuss Indarto , kurator seni rupa   Prof.Dr.drg. Ahmad Syaify, Sp.Perio., Subsp.RPID (K)., FISID menghelat pameran tunggal lukisan di Atrium Gedung OECF Fakultas Kedokteran Gigi UGM Yogyakarta. Sebanyak 25 karya lukisan dipajang dalam perhelatan yang digelar sebagai bagian dari perayaan tasyakuran atas pengukuhan Syaify sebagai guru besar UGM di Bidang Ilmu Medisin Periodontal . Pameran yang bertajuk “Separuh Jiwa” ini berlangsung selama tiga hari, 24-26 Juni 2025. Pameran tunggal Prof. Syaify ini bisa dimaknai dalam beberapa hal. Pertama , bahwa semua orang berpotensi bisa menjadi seniman, atau berpeluang menjadikan dirinya sebagai sosok seniman. Tergantung pada pretensi, tendensi, dan pilihan masing-masing orang. Ini juga sama dengan ujaran bahwa semua material di dunia ini berpotensi menjadi karya seni. Tergantung siapa yang menciptakan, tujuan, tendensi, dan konteks ruangnya. Kesenimanan seseorang memang bisa dikonstruksi dari banyak perspektif. Bisa dari perspektif a...

Apa Sebab Turki Memisah Agama dari Negara?

Image
oleh Sukarno Kita datang dari Timur Kita berjalan menuju ke Barat. Zia Keuk Alp   Artikel saya yang sekarang ini haruslah dianggap oleh pembaca sebagai bahan-pertimbangan sahaja ditentang soal baik-buruknya, benar­-salahnya, agama dipisahkan dari negara. Dalam  "Panji Islam"  no. 13, bagian ke-III dari saya punya uraian tentang  "Memudakan Pengertian Islam",  saya telah ajak pembaca-pembaca meninjau sebentar ke negeri Turki itu. Sesudah P.I. no. 13 itu melayang kekalangan publik, maka saya dari sana-sini, antaranya dari seorang sahabat karib di kota Jakarta, saya mendapat permintaan akan menulis lebih banyak tentang soal agama dan negara di negeri Turki itu dan tulisan saya yang sekarang ini haruslah dianggap sebagai memenuhi permintaan-permintaan itu. Sudah barang tentu saya punya sumbangan bahan ini hanya mengenai pokok-pokoknya sahaja, sebab saya musti ingat, bahwa ruangan P.I. yang disediakan buat saya adalah terbatas, dan … saya tak boleh menjemukan...