Tutup
Toko arloji di ujung jalan protokol kota ini tutup sejak awal bulan. Saya menemui kenyataan ini dua hari lalu saat melintas di jalan protokol itu. Kebetulan pula, siang kemarin saya bertemu dengan pemilik toko tersebut di sebuah kedai kopi. "Kenapa, pak, toko arloji Anda tutup? Bukankah itu sangat menghidupi dan teramat bersejarah bagi keluarga Anda?" tanya saya penasaran. "Ya. Kami pun menutup toko itu dengan air mata". "Oh, saya turut berduka," kata saya sembari menunduk. "Dan Anda bersikeras untuk menutupnya?" "Bung, saya sudah kehilangan rasa percaya pada arloji, sang penunjuk waktu itu. Saya sering menatap waktu yang tertera pada arloji dan meyakini bahwa yang ditunjuknya adalah waktu yang sekarang. Waktu kini. Tapi itu sangat meragukan karena di sekitarnya banyak saya lihat orang yang masih menyimpan pikiran-pikiran 500 tahun lalu. Saya kira arloji menunjuk hari ini, tapi banyak tindakan yang dilakukan persis serup...