Mural Rivera untuk Menebus Utang

Pandemi Covid-19 telah merundung dunia dalam setahun terakhir. Semua sisi kehidupan terdampak dan terempas tanpa terkecuali, termasuk perguruan tinggi seni tersohor di Amerika Serikat, SFAI (San Francisco Art Institute). Kampus yang berdiri tahun 1871 ini sedang terkepung kemelut utang hingga senilai 19 juta dolar Amerika atau kira-kira setara dengan Rp 266 miliar. (US$ 1 = Rp 14.000). Sebetulnya kampus telah mempunyai beban utang cukup banyak sebelum pandemi. Mereka menggali utang untuk mendanai pembangunan kampus baru di Fort Mason dengan menempatkan kampus lama di Chestnut Street berikut 19 karya seni sebagai jaminan. Namun badai covid-19 kian memperparah keadaan. Di tengah-tengah pandemi, pihak kampus tidak saja menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di rumah secara online atau daring, namun terpaksa juga memberhentikan 70 staf pengajarnya untuk mengurangi beban keuangan yang mendera.


Berbagai upaya tengah dilakukan sebagai solusi atas kemelut. Salah satu alternatif solusi yang membuat heboh adalah rencana SFAI untuk menjual sebuah mural yang ikonik bagi kampus tersebut, yakni karya muralis besar dunia asal Meksiko, Diego Rivera (1886-1957). Mural dibuat langsung oleh Diego Rivera tahun 1931, atau 90 tahun lalu. Judul mural itu, ”The Making of a Fresco Showing the Building of a City”. Dia berada pada salah sebuah gedung yang dinamai Galeri Diego Rivera. Karya dibuat berbentuk segilima, menjulang, mengikuti bentuk atap di atasnya. Tak diketahui persis ukuran karya Rivera itu. Tapi kalau dilacak dari keberadaan pintu di bawah karya mural yang diduga setinggi 2 meter, maka karya suami perupa Frida Kahlo ini kira-kira setinggi 5 meter (titik tertingginya), dan panjang kanan-kiri sekitar 6,5 meter. Ketinggian 5 meter itu dihitung dari atas pintu (di kanan bawah mural, lihat foto), bukan dari dasar lantai. Jadi kira-kira 32,5 m2.

 

Situs Artforum memberitakan bahwa karya Diego Rivera itu diduga seharga US$ 10 juta. Dikabarkan di awal tahun 2021 ini bahwa George Lucas, seorang sutradara dan produser film—yang antara lain menggarap film “Star Wars” dan “Indiana Jones”—telah berminat atas karya tersebut. Dia bahkan berani mengapresiasinya seharga 50 juta US dolar, dan akan menempatkan karya itu dalam Lucas Museum of Narrative Art yang sedang dibangunnya di Los Angeles. Tidak dijelaskan secara teknis seandainya Lucas betul-betul membeli karya tersebut, apakah tembok besar yang memuat karya mural Rivera itu akan diboyong utuh, atau dipotong-potong dalam beberapa bagian. Atau tetap di tempat sebagai aset.

 

Isu hendak dijualnya mural itu membuat heboh banyak pihak. Banyak alumni kampus tersebut yang sangat menyayangkan rencana itu. Kate Laster, salah seorang alumnus SFAI menyatakan bahwa “ini menghina dan memilukan”. Kate yang baru lulus tahun 2019 menambahkan, “menjual mural adalah pilihan yang kurang praktis ketika mempertimbangkan kenyataan bahwa tugas institut adalah juga ikut melindungi warisan sejarahnya sendiri.” Tak kurang dari Aaron Peskin, seorang pejabat setempat juga menyayangkan rencana tersebut. Kepada situs kepada situs berita Mission Local, Peskin menyatakan, “rencana ini merupakan kejahatan terhadap karya seni dan warisan kota. Institusi pendidikan semacam SFAI seharusnya mengajarkan dan mengapresiasi karya seni, bukan justru menjualnya."

 

Menimbang Sejarah

 

Keberatan atas rencana penjualan karya mural Rivera memang masuk akal bila melandaskan diri pada aspek sejarah kelahiran karya tersebut. Situs resmi SFAI mengisahkan secara kronologis proses pembuatan mural karya Diego Rivera yang cukup panjang dan penuh kelokan. Pembuatan itu dilakukan persis selama satu bulan, 1-31 Mei 1931. Namun proses lobi awal untuk mendatangkan Rivera itu telah dimulai sejak 5 tahun sebelumnya ketika salah satu pengajar SFAI, Roy Boynton belajar dan mengoleksi karya Rivera tahun 1926.

 

Setahun berikutnya, 1927, salah seorang petinggi SFAI, Alber Bender, datang mengunjungi Rivera sekaligus mengundang untuk berkarya di kampus SFAI. Undangan ditolak karena pada waktu yang bersamaan sang seniman tersebut harus memenuhi undangan Peringantan 10 Tahun Revolusi Bolshevik di Moskow. Tahun berikutnya, 1928, kembali undangan dikirim





lewat seorang dosen SFAI, Ralph Stackpole tapi belum berhasil.

 

Juni 1929, Albert Bender lagi-lagi mengundang seniman legendaris Meksiko itu. Upayanya belum berhasil karena Rivera tidak mendapatkan visa untuk masuk ke Amerika Serikat. Setahun berikutnya, pihak SFAI menggandeng duta besar Amerika Serikat untuk Meksiko waktu itu, Dwight Morrow, untuk bisa melicinkan niat tersebut. Setelah melalui lobi dan proses yang panjang dan rumit akhirnya pada 10 November 1930, Diego Rivera dan istri ketiganya, Frida Kahlo datang di San Francisco. Selama di San Francisco, suami-istri tu tinggal di studio Stackpole milik rektor/presiden SFAI, William Gerstle.

 

Di kota itu setidaknya Diego Rivera membuat dua karya mural besar. Pertama di gedung Stock Exchange (semacam bursa efek, sekarang menjadi The City Club of San Francisco), dan kedua di kampus SFAI. Judul untuk karya di Stock Exchange adalah “Allegory of California”. Dalam buku “Diego Rivera: A Biography” (2011), Manuel Aguilar-Moreno dan Erika Cabrera mencatat bahwa untuk membuat mural di Stock Exchange Diego dibayar US$ 2,500 dan untuk menyelesaikan karya di SFAI bayarannya US$ 1,500. Angka US$ 1,500 itu, menurut situs New Tork Times, ekuivalen dengan US4 25,500 atau sekitar Rp 357.000.000,-. Sebagai perbandingan perihal angka-angka ini: pada tahun 1929, mobil baru dan mewah keluaran Ford seri Tudor A harganya US$ 500.

 

Mural di Stock Exchange dikerjakan selama 2 bulan, Januari-Februari 1931. Lalu dilanjutkan membuat mural di SFAI. Awalnya Pihak SFAI menyediakan tembok seluas 120 square feet atau sekitar 11 m2. Rivera menolak karena kapling tersebut terlalu kecil dan tidak sesuai dengan disain yang telah dia rancang. Dia ingin tiap karyanya monumental. Mungkin inilah yang membuat proses pembuatan mural di SFAI jadi molor waktunya karena pihak tuan rumah diduga harus mencari tembok dan mempersiapkannya sebagai “kanvas” yang sesuai dengan keinginan Rivera. Akhirnya baru dimuali pada bulan Mei 1931, selama 1 bulan penuh. Uniknya, meski kapling tembok menjadi lebih besar (dari 11 m2 menjadi sekitar 32,5 m2), seniman ini tidak menuntut perubahan kompensasi finansialnya. Tetap US$ 1,500.

 

Mendatangkan seniman Diego Rivera ke San Francisco pada satu sisi tidaklah mudah karena alasan poltis. Di sisi lain, ketika dia betul-betul hadir dan berkarya di kota itu, banyak kritik dan tentangan keras dari banyak pihak, termasuk dari kalangan seniman lokal. Ini masalah pilihan artistik. Seperti kita tahu, pada tahun 1922 Rivera resmi masuk ke Partai Komunis Meksiko. Sebelumnya dia juga turut terlibat membantu kelahiran sebuah organisasi bernama “the Sindicato Revolucionario de Obreros Técnicos y Plásticos” atau serikat revolusioner bagi para pekerja teknis, pelukis, pematung, dan sekutu dagang. Tujuannya untuk mengabadikan gagasan sosialisme yang diwujudkan lewat karya seni. Aspek kekirian inilah yang membuat Rivera sulit masuk ke Amerika Serikat—negara yang pada dasawarsa itu mulai menempatkan diri secara diametral untuk bermusuhan dengan sosialisme/Kiri.
 
Kedatangan Rivera dikritik keras, mulai karena pilihan politiknya, kecenderungan politik seninya, hingga menjurus ke serangan pribadi yang keras bahkan sarkastik. Dia dianggap hanya sekadar propagandis politik, bukan seniman, dan karya-karya yang dibuatnya hanyalah gambaran palsu Meksiko sebagai tanah ideal pra-Columbus. Rivera hanyalah pemikir Kiri yang melukis mural dengan citra kelas rendah yang karyanya tidak selaras untuk ditempatkan di Amerika Serikat. Kontroversi terus berlanjut di media masa lokal dan menjadikan para pengundang Rivera, yakni Timothy Pflueger (Stock Exchange) dan Ralph Stackpole (SFAI) digambarkan dalam karikatur sebagai "Jenderal Komunis" dan "Komisaris Pertanian Soviet" yang tiran dan eksploitatif terhadap tentara dan buruhnya. William R. Hearst, seorang taipan surat kabar di kota itu ikut memanaskan situasi—seperti ditulis dalam “Diego Rivera: A Biography” bahwa “Rivera tidak memenuhi syarat (untuk berkarya di Amerika Serikat) karena kecenderungan komunisnya itu.”
 
Menarik bahwa kritik dan kecaman keras terhadap Diego Rivera dan karyanya 90 tahun lalu
telah berbalik situasinya. Kini, institusi tempat karya mural Rivera itu menempel tengah
terbelit soal keuangan, dan karya tersebut menjadi salah satu aset utama yang berpotensi
menyelamatkan krisis keuangan SFAI. Diego Rivera telah berpulang tahun 1957 lalu,
namun karyanya kini masih menjulangkan namanya, masih mampu memperjuangkan nasib
lembaga tempat dia pernah berkarya. ***

Popular posts from this blog

Lukisan Order Raden Saleh

Memanah

Apa Itu Maestro?