Ora Umuk
Adagium Jawa versi suporter sepakbola di Yogya itu seperti sudah sublim di diri presiden Jokowi. "Menang ora umuk, kalah ora ngamuk". Di penutupan Asian Games ke-18, Minggu malam ini Jokowi absen, dan justru tinggal di antara kerumunan para pengungsi korban gempa bumi di Lombok.
Dia bisa umuk (sombong) ke dunia atau apa lagi lawan politiknya tentang pencapaian Indonesia dalam pesta olahraga se-Asia kali ini. Dia bisa menunggangi dengan seeksploitatif mungkin panggung upacara penutupan itu untuk forum kampanye dirinya (baik secara eufemistik atau pun sarkastik) demi pencapresannya tahun depan.
Tapi tidak. Jokowi sudah berhasil memenangkan pertarungan melawan
dirinya sendiri. Dan itu, bagi saya, sudah separuh kemenangan pilpres
tahun depan. Sepertinya dia sudah tanpa beban untuk tahun depan: menang
ya syukur, dan kalaulah kalah tetaplah Indonesia akur. Damai.
Indonesia, tetaplah meraih sebanyak mungkin bintang! Siapa kita? Indonesia!
Indonesia, tetaplah meraih sebanyak mungkin bintang! Siapa kita? Indonesia!