Vallen Games








Asian Games 2018 telah berakhir manis untuk Indonesia sebagai tuan rumah. Perhelatan terbilang lancar, sukses, dan Indonesia menorehkan banyak pencapaian yang relatif luar biasa dan bersejarah. Yang memuji terus merapalkan pujian. Yang nyinyir terus menyonyorkan "bau anyir".

Perhelatan ini juga memunculkan fenomena menarik, yakni "menggusur" yang mapan, dan membintangkan yang debutan. Artis kelas tarkam (antarkampung) Via Vallen dengan gegas menjadi superstar di panggung terhormat ajang olahraga terbesar se-Asia. Bukan Raisa, Agnes Monica, Isyana Saraswati, Maudy Ayunda atau berderet nama bintang musik populer Indonesia jaman kiwari.

Nama dan reputasi Via Vallen kian melambung ketika dirinya menjadi penyanyi theme song Asian Games 2018. Unik. Lagu ciptaan Pay (mantan personil grup Slank) itu, "Meraih Bintang", dipopulerkan oleh penyanyi tarkam yang dibesarkan reputasinya dengan pentas dari kampung ke kampung. Bukan oleh diva anggun kinclong yang dibesarkan oleh sistem industri pasar musik yang begitu dominan di panggung hiburan musik Indonesia. Saya tak tahu, apakah ini juga sebuah dekonstruksi tentang proses kemunculan bintang pop yang kini tidak mesti melewati jalur standar yang telah mainstream dan beku. Via Vallen menerabas kebekuan itu, seperti halnya dulu Inul Daratista yang ngetop dengan goyang ngebornya.

Membintangnya Via Vallen sebetulnya telah tercium gelagatnya dalam setahun terakhir. Ya, (hanya) setahun! Kita bisa melacak jejak digitalnya. Tanggal 24 Februari 2017 lagu "Sayang"-nya Via terunggah di Youtube. Awal September ini, atau 1,5 tahun kemudian, lagu tersebut (dengan video clip yang sekadarnya) telah di-hit lebih dari 164 juta kali. Angka ini jauh melampaui jumlah hit pada lagu-lagunya para "artis top ibukota" semacam Agnez Mo a.k.a. Agnes Monica, Isyana Saraswati, Raisa, BCL, atau Tulus (yang menyanyikan "Indonesia Raya" pada pembukaan Asian Games lalu). Para bintang lama itu tergerus popularitasnya oleh sang bintang asal Sidoarjo, Jawa Timur, Via Vallen.

Kompetitor Via dalam setahun terakhir ini sebetulnya justru sesama penyanyi tarkam yang juga cihuy, Nella Kharisma. "Perseteruan" antar-"tifosi" keduanya pun tak kalah epik. Para Vianisty dan Nellalover begitu heroik juga fanatiknya seperti pendukung Barcelona dan Real Madrid, laiknya fans United dan Citizen di Liga Primer. Dengan lagu andalannya, "Jaran Goyang", video Nella di Youtube telah di-hit sebanyak 189,5 juta kali dalam rentang 15 bulan. Coba bandingkan dengan jumlah hit(s) pada lagu-lagu unggahan para artis lain yang lebih duluan top di Indonesia, seperti Agnes Monica dan lainnya. Hit(s) mereka kalah jauh di bawah duo debutan baru ini.

Zaman memang telah berubah dengan kepemilikan atas pola dan sistem yang juga berubah. Siapapun bisa menjadi apapun dengan cara, jalan dan modus yang berbeda dari zaman lampau. Pentas Asian Games kemarin menjadi wahana kecil atas perubahan atau pergeseran itu: perhelatan besar dibuka oleh presiden asal kampung dan "disinari" oleh vokal keren nan yahud dari "superstar" yang berproses antarkampung. Kerennya Indonesia! Yo yo ayo, yo ayo yo yo ayo!

Popular posts from this blog

Lukisan Order Raden Saleh

Memanah

Apa Itu Maestro?