Sumur
Ketika memutuskan untuk segera membangun rumah, ayah memprioritaskan membuat sumur terlebih dahulu. Tukang yang akan membantu rumah kami diminta oleh ayah untuk membuat sumur yang airnya jernih, melimpah, dan kelak berada di dalam rumah. Saya masih duduk di kelas 4 SD waktu itu. Ayah segera memutuskan untuk pulang kampung di Banyumas segera setelah pensiun dari kedinasannya di kepolisian di Yogyakarta. Banyak perubahan drastis saya/kami alami, dari keseharian hidup di kota untuk kemudian tiba-tiba tinggal di desa yang sepi dan listrik sangat terbatas. Tapi saya mendapat banyak hal dan pelajaran yang tak tergantikan. Setelah mendengar permintaan ayah untuk membuat sumur, tukang-tukang yang bekerja untuk ayah saya itu minta waktu untuk memutuskan letak terbaik dari keberadaan sumur nantinya. Paling tidak 3 hari setelah hari ini, kira-kira begitu permintaannya. Kenapa lama? Bukankah tinggal menggali tanah 2-3 meter, di bagian manapun di tanah pekarangan kami yang dekat dengan persawahan s...