Adam Air Kuwalat...



Senin pagi, 3 Maret lalu, aku punya masalah di bandara Adisucipto, Yogya. Aku geram, dan kucari warnet, langsung kukirim email yang kutujukan ke 2 media massa. Imelku kemudian dimuat di rubrik surat pembaca harian Kompas (edisi Yogyakarta) tanggal 5 Maret, dan di Kedaulatan Rakyat (sekitar 10 Maret). Bunyi suratku itu sebagai berikut:

Adam Air Diskriminatif

Senin pagi, 3 Maret 2008, saya meluncur ke bandara Adisutjipto untuk terbang ke Jakarta dengan naik pesawat Adam Air, flight pukul 07.55 WIB. Tiket pesawat sudah di tangan yang saya booking pada tanggal 1 Maret dengan booking code AKQEEY dan tour code H3D, serta serial number 591583.

Ketika sampai depan loket check in, ada 4 orang yang tengah mengantri. Ah, berarti saya belum terlambat karena waktu jam sudah menunjukkan waktu 07.40 WIB. Namun saya terkejut waktu tiba giliran untuk check in, tiba-tiba saya dibilang telat dan tak ada lagi seat.

Kenapa pihak Adam Air tidak konsisten dengan menerima check in 4 orang di depan saya tapi dengan sewenang-wenang menolak saya yang berada persis di belakang antrian mereka? Kenapa hak saya dengan gampang hilang tanpa alasan yang jelas sementara orang lain yang hanya selisih beberapa detik di depan saya bisa mudah mendapatkannya?

Saya sangat kecewa atas perlakuan pihak Adam Air yang tidak profesional, diskriminatif, dan sewenang-wenang. Tindakan tersebut membuat saya kehilangan peluang untuk mengikuti rapat sangat penting pada hari Senin kemarin di Jakarta.

***

Aku sebal. Dan lebih sebal lagi karena tak ada tanggapan apapun dari pihak Adam Air. Hingga kemudian kudengar ada pesawat Adam Air tergelincir di bandara Hang Nadim, Batam, 10 Maret. Tanggal 8-9 Maret aku juga sempat bolak-balik ke Jakarta lagi dengan Adam Air, meski masih dongkol. Waktu itu pesawat di-delay 2 jam. Kala itu aku ketemu Romo DR. Haryatmoko yang satu flight ke Yogya. Juga ketemu seniman mas Moelyono yang flight-nya ke Pontianak di-delay hingga 5 jam.

Berikutnya, ada "tanggapan" lebih mengejutkan lagi ketika aku berada di ruang tunggu Mandala Air di Cengkareng, Minggu (14 Maret 2008). Kubaca di Kompas bahwa ada puluhan jadwal penerbangan Adam Air dibatalkan di banyak kota. Banyak calon penumpang komplain. Mungkin lebih marah ketimbang aku saat 3 Maret lalu. Aku memang merasakan kejanggalan saat check in (Mandala) waktu itu, di Adam Air yang jumlah loketnya lebih banyak kok terlihat lengang.

Ternyata perusahaan penerbangan itu banyak masalah. Yang bisa kubaca di media hari ini, ternyata puluhan pesawat yang selama ini dipakai ditarik oleh pihak lessor karena AdamAir tak lancar bayar sewa (pesawat). Kini mereka hanya memakai 9 pesawat (1 cadangan) dari semual 23 buah pesawat. Bila sebelumnya memadati 52 jalur penerbangan, kini hanya 12 jalur. Juga ada ancaman dari Departemen Perhubungan berkait dengan keselamatan penumpang. Kalau Adam Air ceroboh lagi, Dephub akan mencabut air operator certificate (AOC/ijin operasi).

Huh! Rasain lu! Kuwalat ma aku :-))
Selamat jalan, penerbangan murah nan penuh doa...

Comments

Anonymous said…
yah...seleksi alam kuss...
siapa menabur angin menuai badai....
mencari keuntungan semena-mena
ya udah sesuai hasil yang didapat...
tapi lebih parah kalo dengan tanpa dosa
membangun kembali kerajaan bisnis dengan kualitas ke semena-menaan yang sama ato bahkan lebih tinggi....
Anonymous said…
pa Kuss,
blog mu apik tenan. keren.
saya link ke blog ku di: grafisosial.wordpress.com ya
trims.

adit, konco ne yassir.
kuss indarto said…
Bener, Yol! Time will tell...
Pak Adit, makasih dah mampir. Makasih juga dah gubuk ini di-link ke rumah anda. Salam..

Popular posts from this blog

Lukisan Order Raden Saleh

Memanah

Apa Itu Maestro?