Bookstore
/late
post/ Di bookstore yang menjadi bagian dari Galeri Nasional Slovakia di
kota Bratislava ini buku-buku seni rupa terpacak cukup padat. Ruangan
itu tak terlalu besar sehingga buku-buku jadi tampak kekurangan tempat.
Pemandangan ini saya duga bisa memberi secuil realitas bahwa
perkembangan seni rupa juga diiringi oleh dunia penalaran. Tradisi
membaca dan menulis turut mengiringi dengan baik praktik seni.
Slovakia bisa terbilang negeri yang cukup "miskin" bila dibandingkan dengan tetangganya: Ceko (di utara), Polandia (timur), Hungaria (selatan), dan terlebih bila disetarakan dengan Austria (di sebelah barat) yang sangat maju. Stasiun kereta api Bratislava (ibukota Slovakia) pun tampak begitu sederhana ketimbang stasiun Tugu, Yogyakarta atau stasiun Gubeng Surabaya. Apalagi bila disejajarkan dengan stasiun Wina, Austria yang sangat megah dan modern.
Tapi melihat bookstore ini saya menduga ada tradisi penalaran yang terus bergerak meski mungkin tak kentara benar--selaras dengan populasi negeri ini yang dihuni "hanya" oleh 5,4 juta manusia. Kutemui buku-buku art theory yang cukup tebal, beberapa di antaranya dengan satu tema fokus. Pun ada pula novel graphic atau komik alternatif yang eksploratif dan "brutal" cara ungkap visualnya. Sayang sebagian berbahasa lokal, jadi saya harus memilih yang bisa saya nikmati. Dah gitu aja. 😊 /juni 2015/
Slovakia bisa terbilang negeri yang cukup "miskin" bila dibandingkan dengan tetangganya: Ceko (di utara), Polandia (timur), Hungaria (selatan), dan terlebih bila disetarakan dengan Austria (di sebelah barat) yang sangat maju. Stasiun kereta api Bratislava (ibukota Slovakia) pun tampak begitu sederhana ketimbang stasiun Tugu, Yogyakarta atau stasiun Gubeng Surabaya. Apalagi bila disejajarkan dengan stasiun Wina, Austria yang sangat megah dan modern.
Tapi melihat bookstore ini saya menduga ada tradisi penalaran yang terus bergerak meski mungkin tak kentara benar--selaras dengan populasi negeri ini yang dihuni "hanya" oleh 5,4 juta manusia. Kutemui buku-buku art theory yang cukup tebal, beberapa di antaranya dengan satu tema fokus. Pun ada pula novel graphic atau komik alternatif yang eksploratif dan "brutal" cara ungkap visualnya. Sayang sebagian berbahasa lokal, jadi saya harus memilih yang bisa saya nikmati. Dah gitu aja. 😊 /juni 2015/