Pameran di Purwokerto

Lebaran lalu, saat mudik di Banyumas, aku didatangi oleh beberapa seniman Purwokerto. Intinya, aku diajak untuk membantu menulis kata pengantar pada katalogus pameran 3 pelukis: Pak Hadi Wijaya, mas Medi dan Mas Fathur. Tak pelak, seharian itu, aku muter2 di rumah mereka, hingga malam hari. Ibuku yang masih kangen di rumah kutinggal bersama istriku, 2 keponakanku, dan adiku. Hehehe. Aku juga sekalian mampir di rumah pak novelis Ahmad Tohari yang masih satu kecamatan dengan rumah ibuku.

Jadinya ya tulisan di bawah ini. Singkat banget karena dibatasi gak boleh panjang2, tapi gak jelas standarnya berapa karakter, berapa kata, atau gimana gitu. Ya, udah, jadinya ya tulisan yang kira2 kusesuaikan dengan audiens di Purwokerto. Mungkin aku sedikit underestimate. Tapi ya, kekhawatiran itu akan kubalas pada sesi acara diskusi malam Minggu besok itu. Aku udah siapin banyak materi visual, siapa tahu banyak membantu memberi pembayangan atas progres seni rupa dewasa ini. Aku sangat tertarik untuk masuk di kerumunan mereka untuk mengaduk2 mitos2 tentang (pemikiran) seni rupa yang barangkali telah uzur di kerangka kepala teman2 seniman di sana. Bukan sok pinter, tapi saling membongkar atas sesuatu yang telah baku kadang mengasyikan. Hehehe.

Oya, tulisanku di bawah ini ternyata tidak dimuat utuh di leaflet pameran karena ada penyuntingan pada bagian yang kukira cukup sinis bagi mereka hehehe. Risiko ya! So, bacalah!

Comments

Popular posts from this blog

Lukisan Order Raden Saleh

Memanah

Apa Itu Maestro?